Chapter 15

3.3K 481 205
                                    

3rd POV

Beberapa hari kemudian...

Saat ini Radith sedang duduk santuy di depan rumah sambil meratapi kesendiriannya. Dimana (y/n) dan Adji, tokoh utama kita yang tydak kita cintai?Kalo Adji lagi masak di dapur, masak Indomie. Sedangkan (y/n) gak tau ngapain di kamarnya.

Sebenarnya Radith mau bantuin Adji masak, tapi diusir sama Adji, katanya sih takut dapurnya kebakaran nanti. Padahal Adji nyoba nyalain kompor aja udah jerit-jerit kek ketemu dengan pacarnya yang LDR sama dia. Iya, Lali Duwe Relationship¹.

Akhirnya Radith memutuskan untuk pergi menghampiri babu tercintanya,
(y/n), di kamarnya. Pas buka pintu, tiba-tiba ada potongan semangka yang masih segar terlempar ke wajahnya. Dengan adegan slow motion, potongan semangka yang masih segar itu dengan estetiknya mengenai wajah mulus, kyut, bin tampan milik Radith. Tak lupa diiringi jeritan jantan dari Radith, anak yang gak jelas apa statusnya itu.

"KYAAAAAAAAA WAJAH MULUZKUUUHH" jerit Radith.

Sontak Radith menoleh kearah sang tersangka yang sedang memasang wajah tak berdosa. (Y/n) yang ditatap hanya cengengesan kek orang dilirik sama doi, padahal doi aslinya liat orang yang ada disampingnya.

Emang ya, berakhlak sekali (y/n) itu.

Tak lama kemudian, teriakan betina milik (y/n) menggelegar di seluruh penjuru rumah diiringi ledakan dari arah dapur.

Sungguh pagi yang sangat harmonis, layaknya keluarga yang bahagia.

Setelah kekacauan yang terjadi, mereka bertiga kumpul di ruang tengah. Btw, mereka pindah ke rumah yang disiapin sama Oyakata-sama. Setelah meminta izin kepada beliau, mereka bertiga langsung ngacir ke rumah baru mereka. Ntar kalo meledak lagi tinggal minta lagi sama Oyakata-sama, kata si kembar.

Dan sesi interogasi pun dimulai.

"(Y/n), lu ngapain aja di kamar jir? Kok bisa ada semangka meledak kek tadi?" Tanya Radith.

"Oh, tadi aku gabut, gak tau mau ngapain. Trus di dapur ada semangka sama karet gelang sebungkus, akhirnya kubawa deh ke kamar. Trus aku karetin tuh semangka sampe meledak, tamat." Cerita (y/n) pendek tinggi.

Radith hanya bisa terdiam sambil mengelus dada melihat kegabutan (y/n) yang sangat berfaedah, saking berfaedahnya jadi pengen buang ke danau Toba rasanya.

Setelah itu Radith menoleh ke arah manusia jomblo disampingnya, Adji.
Yang dilihat cuman keringat dingin, doi keringat dingin gegara kebelet boker soalnya.

"Adji, di dapur ngapain aja kok bisa meledak gitu?" Tanya Radith sambil memaksakan sebuah senyum tidak ikhlas.

"Anu... Tadi aku didapur... Ngapain ya?" Tanya Adji balik ke Radith.

Radith pun berdiri dan hendak menghajar Adji, hanya saja hal itu tidak jadi karena ditahan oleh (y/n).

Yah, gak jadi gelud :(

"TAU AH AKU NGAMBEK"

"kamu mah meni ngambek ih"

"ATUH AKU TEH PENGEN SEBLAK"

"YAUDAH HAYUK"

"HAGGHHHHH"

Jadi penasaran rasanya seblak itu kek apa-

"Eh, gimana kalo kita undang para hashira yang lain ke rumah kita? Makan bersama gitu." Usul (y/n) ditengah-tengah perdebatan tentang seblak diantara Adji dan Radith.

"Wih, ide bagus tuh! Mempererat tali silaturahim." Balas Adji sambil menganggukkan kepalanya.

"Tumben lu pinter, orang bego bisa pinter juga ternyata." Ucap Radith tanpa dosa.

►𝗧𝗵𝗲 𝗧𝘄𝗶𝗻𝘀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang