🍪23| A Letter pt. 3

870 172 93
                                    

Play:  feel special -
Sad piano version

Dahyun menatap tajam wanita yang kini tengah meminum milkshake buatan Jungkook. Setelah tiba-tiba menerobos masuk ke dalam apartemen, Lisa memergoki Jungkook dan Dahyun yang tengah berciuman. Tapi bukannya merasa bersalah, gadis itu malah minta dibuatkan milkshake pada Jungkook. Dan sialannya lagi, lelaki itu malah mau saja membuatkannya.

Saat ini Jungkook tengah membeli sesuatu di minimarket—entah itu benar atau hanya alasan saja supaya bisa menghindar dari interogasi Dahyun, pokoknya Dahyun tidak suka dengan sikap yang Jungkook tujukan pada Lisa. Saat ini kedua gadis itu tengah menunggu sembari menonton televisi, tapi sampai sekarang, masih belum ada yang memulai percakapan.

“Ekhm, jadi ... kau pacarnya Jungkook oppa?” tanya Lisa setelah beberapa saat saling bungkam. Dahyun melirik ke arah Lisa sekilas lalu kembali melihat ke depan. “Iya, bisa dibilang begitu.”

“Oh, kau pasti sudah mengenalku, kan? Aku Lisa ... mantan pacarnya.”

Dahyun membeku sesaat. Apa? Mantan?

“Oh? Benarkah? Aku tidak bertanya,” balas Dahyun ketus membuat senyum Lisa langsung berubah kecut. Hanya karena satu kata—mantan—mood Dahyun langsung kacau. Ia meraih gelas minumnya lantas meminumnya hingga tandas. Jungkook berbohong? Lagi?

“Baiklah, kita ganti topik. Sejak kapan kau mengenal Jungkook oppa?” Rupanya selain tak tahu diri, Lisa itu tak pantang menyerah ya. Dahyun semakin tak menyukainya saja.

“Kenapa menanyakan hal itu? aku sudah mengenalnya jauh sebelum kau ada.” Kali ini Dahyun benar-benar menatap tajam Lisa. “Lagipula, ini bukan urusanmu. Kenapa kau ingin tahu?”

“Tidak, aku hanya penasaran saja.” Lisa balas menatap Dahyun sok polos. Kali ini posisi mereka saling berhadapan. Membuat televisi yang menyala di hadapan mereka terabaikan. “Kupikir kau wanita yang lemah lembut, tapi ternyata kau punya sifat kasar juga, ya? Apa Jungkook oppa mengetahuinya? Orang sepertimu itu benar-benar bukan tipenya loh.”

Dahyun meremas gelas yang masih di pegangnya dengan kuat. “Mwo?”

“Iya, kau tahu, waktu itu Jungkook oppa pernah bercerita kalau ia tidak suka dengan gadis korea. Apalagi teman masa kecilnya yang selalu mengejarnya hingga mengirim surat setiap bulan, bukankah itu keterlaluan?”

Dahyun mengernyit, “Surat?”

“Iya, Jungkook oppa tak pernah membalasnya karena tidak suka, tapi wanita itu terus mengiriminya tanpa tahu malu. Sungguh, kalau aku jadi wanita itu, aku pasti sudah sangat malu dan tak mau menampakan diri lagi di hadapan Jungkook oppa dan entah kenapa, saat melihatmu aku jadi teringat pada wanita itu.”

“A-apa? Jungkook sungguh berpikir seperti itu?”

“Iya, dia sendiri yang mengatakannya padaku. Kami itu sangat dekat, jadi dia tak pernah ragu untuk menceritakan semuanya padaku,” terang Lisa sembari tersenyum miring. Ia menyeruput milkshake-nya perlahan, terlihat begitu menikmati raut wajah Dahyun yang terlihat manahan sesak dan amarah. Ya, kemarin ia sempat tak asing saat melihat wajah Dahyun untuk pertama kali. Apalagi saat ia tahu kalau Jungkook dan Dahyun sudah saling mengenal sejak kecil.

Lalu, darimana Lisa tahu perihal surat itu?

Dahyun terdiam. Pikirannya saat ini begitu penuh dengan berbagai spekulasi yang berseliweran dibenaknya. Antara marah, kesal, rasa dikhianati, semuanya menjadi satu. Padahal, ia sudah mencoba menerima kalau seandainya Jungkook memang tidak pernah menerima suratnya tapi jika kenyataannya lelaki itu berbohong, dan malah menceritakan semua itu pada orang lain, itu sangat keterlaluan.

Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang