🍪 PROLOG

2K 306 56
                                    

Noted: ini versi revisi
terbaru jadi disarankan
untuk membaca ulang lagi ☺️

— H A P P Y  R E A D I N G

          Musim semi. Bunga-bunga berguguran, memenuhi jalanan Busan yang cukup ramai. Area ini tidak dilalui oleh kendaraan, namun beberapa pasangan terlihat saling bergandengan tangan, ada pula beberapa keluarga yang sengaja berjalan-jalan bersama anak mereka yang masih kecil. Gadis itu tersenyum tipis seraya berkata lirih, “Orang-orang terlihat bahagia.”

          Menghembuskan napas panjang, gadis bernama Shin Dahyun itu lantas kembali melangkahkan tungkainya seraya menggeret koper dan menenteng tasnya. Hari ini adalah hari terakhir ia berada di Busan, kota kelahirannya. Gadis itu telah dimutasikan ke pusat perusahaan Hwangshin yang ada di Seoul—salah satu perusahaan penerbitan terbaik di Korea Selatan.

          Tiap langkahnya seolah meninggalkan kenangan demi kenangan yang telah ia lalui selama tinggal di sini. Penantian tak berujung hingga harapan yang semu. Dahyun memutuskan untuk meninggalkan itu semua. Cukup sudah, belasan tahun ia gunakan untuk menunggu kepulangan seseorang atau sekedar menunggu balasan surat yang hampir setiap bulan ia kirimkan.

          Menyapa petugas kantor pos yang sudah seperti saudaranya sendiri, Dahyun mengeluarkan amplop surat terakhirnya pada lelaki itu—Kim Daehyun.

          “Ini yang terakhir,” ujarnya seraya menarik napas panjang. “Oppa, tolong kirimkan ke alamat yang biasa, aku sudah mentransfer uangnya barusan.”

           Daehyun bingung saat melihat Dahyun datang dengan koper dan tas besarnya. “Kau akan pergi?”

          “Ya, ke Seoul. Mulai minggu depan aku sudah bekerja di sana.”

          “Benarkah? Bagaimana jika lelaki itu kembali?”

          Daehyun menggeleng. “Aku sudah tidak ingin mengingatnya lagi. Aku … sudah menyerah. Sepertinya ia sudah nyaman dengan lingkungan hidupnya yang sekarang hingga melupakanku.”

          Daehyun menatap Dahyun miris, lelaki itu tahu betul kalau Dahyun pasti sangat merindukan lelaki itu. Ia bahkan tidak menyangka kalau kehidupan mereka bisa berjalan seperti ini, padahal mereka sangat dekat dulu. Lelaki itu mengambil setangkai bunga mawar putih di atas mejanya, lantas memberikannya pada Dahyun. “Pergilah. Aku harap kau dapat menemukan kebahagiaanmu, di manapun kau berada.”

         Dahyun tersenyum, selama ini Daehyun telah menjadi salah satu penyemangat yang selalu ada untuknya. Gadis itu sudah menganggap Daehyun sebagai kakaknya sendiri. Daehyun memeluknya dengan erat sebelum akhirnya Dahyun berpamitan dan pergi dari sana. Perjalanan dari Busan menuju Seoul memakan waktu kurang lebih empat sampai lima jam dengan menaiki bus.

          Dahyun langsung merebahkan punggungnya pada sandaran kursi setelah selesai memasukan semua barangnya. Matanya memejam sementara tangannya memegang tangkai bunga mawar itu semakin erat hingga durinya melukai telapak tangannya. Darah segar mulai mengucur perlahan seiring dengan air matanya yang mulai mengalir.

         “Jungkook-ah … apa di sana kau bahagia? Apa pantainya lebih bagus daripada pantai yang selalu kita datangi di sini? Aku ingin tahu, tapi kenapa kau tidak pernah membalas suratku. Bukankah kita sudah berjanji?”

         Dahyun mengingat kembali penggalan surat terakhirnya yang ia kirimkan barusan. “Kemarin, aku menangis saat melihat potongan cookies kesukaanmu yang dipajang di etalase toko. Dulu, kau selalu merengek dan meminta ibumu untuk membelikannya sebelum kehabisan. Apa saat ini, kau juga masih seperti itu? aku ingin tahu. Walaupun kau tidak akan pernah menjawab surat ini, aku hanya ingin tahu bahwa kau baik-baik saja.”

         Semakin Dahyun mengingatnya, semakin terasa sesak dadanya hingga ia kesulitan bernapas. Memejamkan mata dengan air mata yang terus berlinang, Dahyun melepaskan bunga mawar itu di jendela hingga melayang tersapu angin.

          “Sekarang aku sudah menyerah, aku memutuskan untuk melupakanmu. Aku hanya akan mengingatmu sebagai mimpi indah di masa kecilku. Aku sadar, tidak ada yang abadi di dunia ini. Perlahan, waktu akan merenggut semua yang kita miliki. Jadi … jaga dirimu baik-baik. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi, Hwang Jungkook.”

Translate:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Translate:

Oppa = panggilan untuk kakak laki-laki atau lelaki yang lebih tua dari perempuan

Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang