🍪7| Mianhe

1.1K 250 58
                                    

          “Kookie-ya, saat kau besar nanti ingin menjadi apa?”

          Saat itu, Dahyun masih berada di kelas 5, sementara Jungkook sudah kelas 6. Keduanya tengah berbaring di perbukitan rendah yang mengarah langsung ke lautan. Angin musim semi menerpa lembut dengan sinar sang surya yang tidak begitu terang, membuat hamparan awan di langit biru terlihat sangat indah.

           “Aku ingin menggambar kartun dan keliling dunia. Kalau Dub-ttungie ingin menjadi penulis, kan?”

           “Iya! Aku ingin jadi penulis terkenal!”

           Jungkook memiringkan tubuhnya ke arah Dahyun. “Ya, cerita apa yang ingin kau buat?”

           “Emm … tidak tahu, tapi aku ingin menulis semua kenangan hidup yang telah kulalui. Pokoknya, aku ingin menulis semua kenangan itu supaya dapat terus diingat,” ujar Dahyun seraya tersenyum menatap langit. Senyumnya sangat lebar dan dimata Jungkook, senyum Dahyun saat itu mampu mengalahkan atensinya pada sang surya. Sangat indah.

            “Kalau begitu, aku pasti jadi pemeran utama lelakinya, kan?” tanya Jungkook bersemangat, membuat Dahyun menoleh protes.

           “Tentu saja tidak, kau akan jadi pemeran antagonisnya karena selalu mengolok-ngolok dan mengataiku!”

          “Eyy ... mana boleh begitu? Bukankah kookie itu yang merebut ciuman pertamanya Dubu?”

         “E—eh?” Dahyun membeku sementara kedua pipinya sudah bersemu merah. Jungkook tertawa gemas melihatnya, lantas menjawil kedua pipi putih Dahyun dengan gemas.

         “Ayoo—pipimu memerah. Ttungie pasti mencintai Kookie, kan? Jujur saja.”

         “Ma-mana ada? Dubu sangat membenci kookie!”

         “Benci tapi Cinta! Iya, kan?”

         “Ya! Dasar kookie menyebalkan!”

         Dahyun menghela napas gusar lantas mencengkram rambutnya geram. Ada apa sih dengan otaknya ini? kenapa terus-terusan teringat masa lalu?

          Jungkook datang dengan dua buah kaleng soda di tangannya. Dengan jahil, ia meletakan salah satu kaleng dingin itu ke pipi Dahyun. “Ya!” teriak Dahyun galak, sementara Jungkook malah tertawa geli.

          Ia mendudukan dirinya di samping Dahyun lantas membuka kalengnya. “Sedang memikirkanku, ya? Kau terlihat bingung begitu,” ujarnya santai seraya menyeruput minumannya.

         “Cih, percaya diri sekali.” Dahyun berusaha membuka kalengnya, namun bukannya terbuka, tangannya malah merasa sakit. “Hissh—kenapa tidak mau terbuka?!” rutuknya kesal.

          Jungkook langsung mengambil kaleng itu dan membukanya dengan mudah. “Membuka kaleng saja tidak bisa,” sindir Jungkook setelah kembali memberikan kaleng itu pada Dahyun.

         Dahyun mencebik, lalu menegak minuman soda itu perlahan.

         “Jadi bagaimana? Kau mau jadi pacar kontrakku?”

         Dahyun langsung tersedak hingga minuman sodanya muncrat ke wajah Jungkook. “Uhuk! Uhuk! A-apa?!”

         Ya, setelah adegan 'romatis' ala-ala drama tadi. Rupanya Jungkook malah menawarkan perjanjian gila padanya yaitu menjadi pacar kontrak sampai ia selesai mengerjakan novelnya.

         Jungkook memejamkan matanya menahan kesal, lalu mengusap wajah tampannya yang basah terkena semburan. “Lupakan! Aku akan mencari inspirasi sendiri saja.”

Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang