Seminggu setelah kejadian itu, Jungkook dan Dahyun benar-benar bekerja selayaknya partner biasa. Bahkan ketika mereka tidak sengaja berpapasan, keduanya langsung melengos. Entah itu Dahyun yang langsung berbalik arah atau Jungkook yang langsung bersikap acuh. Saat berada di ruangan yang sama pun, keduanya hanya terdiam dan tak banyak bicara.
Kejanggalan itu cepat dirasakan oleh pegawai yang lain karena walau Jungkook baru bekerja di perusahaan ini selama sebulan, tapi biasanya lelaki itu akan selalu bersikap ceria dan selalu berusaha mengejek Dahyun. Kemana pun Dahyun pergi, Jungkook pasti ada di sana. Tapi sekarang, keduanya bak kutub magnet yang sama, saling menolak dan pergi ketika berdekatan.
Dari semua pegawai yang ada, Hyunjin dan Yeji lah yang paling merasakan dampaknya—terutama Hyunjin. Baru saja lelaki itu senang karena ada seseorang yang bisa mengubah peringai dingin Dahyun. Tapi sekarang, Dahyun malah kembali menjadi atasan yang galak. Dahyun jadi lebih sensitif terhadap apapun. Saat gadis itu melihat ada kesalahan kecil sekali pun, ia pasti akan mengamuk dan berakhir pergi ke atap seorang diri dan hanya kembali ketika ada atasan yang memanggilnya.
Seperti saat ini, emosi Dahyun kembali tersulut saat melihat ada penulis yang mengeluh karena gambar sampul bukunya yang dinilai kurang menggambarkan karakter buku itu. Ini baru pertama kali terjadi sepanjang karirnya di sini dan jelas kalau hal seperti ini sampai terdengar oleh Donghwa, pasti ia yang akan ditegur karena Dahyun juga bertanggung jawab penuh atas produksi dan distribusi buku.
"Siapa yang menggambar sampul buku ini? kenapa tidak menanyakannya dulu padaku sebelum kalian membuatnya?" gertak Dahyun dengan nada tegasnya. Semua pegawai saling memandang satu sama lain dengan pandangan bingung seraya bertanya-tanya. Namun setelah beberapa menit berlalu, tetap tidak ada yang mengaku karena mereka tidak merasa mengerjakannya.
"Maaf Dahyun-ssi tapi kami—"
"Itu sampul buatanku, kenapa? ada masalah?" Semua mata langsung tertuju pada Jungkook yang tiba-tiba saja muncul dengan secangkir kopi di tangannya.
"Mr. Hwang, tugas Anda di sini hanya untuk membuat konten promosi dan menyelesaikan naskahmu saj—"
"Aku yang menyuruhnya." Donghwa mendadak muncul hingga membuat semua karyawan yang ada di sana termasuk Dahyun bungkam. Lelaki itu merangkul pundak Jungkook akrab lantas melihat Dahyun dan Jungkook bergantian.
"Masalah itu biar aku yang menyelesaikannya karena aku punya tugas lain yang lebih penting untukmu," ujar Donghwa pada Dahyun.
"Tugas? Tugas apa?" tanya Dahyun kebingungan.
"Siang tadi aku mendapat info kalau Hyera chakka-nim berniat menerbitkan karya terbarunya. Jika kita berhasil membuatnya memperpanjang kontraknya, kemungkinan besar karyanya akan diterbitkan lagi di sini. Jadi ... bisa aku meminta bantuanmu Dahyun?"
"Nde?! Kenapa saya?"
"Kau mengenalnya bukan. Hyera adalah salah satu penulis yang terkenal jadi saat ini ia pasti sudah menjadi incaran penerbit lain. Jadi kau sebisa mungkin harus membujuknya supaya memperpanjang kontraknya di sini," jelas Donghwa.
"Tapi—"
"Jangan beralasan, sekarang juga kau pergi ke Busan untuk mendatangi Hyera secara langsung," titah Donghwa yang langsung mendapat anggukan pasrah dari Dahyun.
"Baiklah, sajang-nim."
"Tunggu! Aku belum selesai bicara," cegah Donghwa saat melihat Dahyun langsung mengemasi tas kecilnya untuk pergi. Tanpa bicara, lelaki itu langsung mendorong Jungkook yang berdiri di sisinya hingga tubuh lelaki itu bersinggungan dengan Dahyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔
Romantizm✨Cerita ini lolos dalam event #gmghuntingwriters2021 yang diadakan Grass Media Setelah belasan tahun tinggal di Jerman, Hwang Jungkook kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Pertemuannya dengan Shin Dahyun membawa kembali kenangan masa kecilnya y...