Play: Wanna be - Gfriend
Keduanya menatap langit-langit kamar itu dengan gugup. Selimut dan kasur lipat yang mereka gunakan berbeda, namun terasa sangat canggung karena tidur bersebelahan di ruangan yang sama.
"Ekhm, ya! Kenapa kau tidak bilang kalau hanya ada sisa satu kamar di sini?" tanya Jungkook tanpa menolehkan kepalanya ke arah Dahyun.
"Aku tidak tahu kalau kau akan menginap dan lagi, seharusnya kau tidur di ruang tengah saja sana!" kesal Dahyun. Gadis itu juga tidak habis pikir, kenapa kakeknya mengizinkan Jungkook untuk menginap di sini. Kalau saja kakeknya tidak sedang sakit, mungkin Dahyun akan lebih memilih untuk tidur bersama kakeknya saja.
"Di sana dingin." Lelaki itu menoleh ke arah Dahyun yang ada di samping kirinya. "Ya, kenapa kau sangat gugup? Ini bukan kali pertama untuk kita, kan? Dulu kau bahkan menginap di rumahku dan tidur—"
"Saat itu kita masih kecil! kalau sekarang ...."
Jungkook menumpu kepalanya dengan tangan seraya menatap Dahyun dengan intens dari samping. "Kenapa? apa bedanya dengan sekarang?" tanyanya jahil, begitu menikmati perubahan rona pipi Dahyun yang semakin memerah gugup.
"Y-ya ... tentu saja berbeda. Kita sudah dewasa," balasnya agak terbata, masih tidak mau menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah Jungkook.
"Lalu? Kalau kita sudah dewasa, memangnya kenapa?" Jungkook mengulum bibirnya menahan tawa saat melihat Dahyun yang semakin gelisah. Tanpa aba-aba, telunjuknya terjulur dan mendarat di pipi chubby Dahyun membuat gadis itu segera bergeser dan menatap Jungkook kaget.
"Ya! Kenapa kau menyentuhku?!" pekiknya refleks seolah Jungkook telah melecehkannya.
"Mwoya, aku hanya menyentuh pipimu, tidak boleh?"
"Tidak!" Dahyun bangkit dari posisi tidurnya, lantas menggeserkan kasur lipat miliknya, mengambil jarak cukup jauh dari tempat Jungkook saat ini. "Aku akan tidur di sini dan kau jangan mencoba untuk melewati batas ini," peringatnya seraya meletakan guling di tengah-tengah. "Ara?!"
"Ya, bukankah ini sangat berlebihan?" Jungkook tak terima.
Dahyun menggeleng tegas. "Tentu saja tidak. Ini sangat wajar."
"Tapi kau kan pacarku."
"Hanya kontrak, ingat? Kalau pun kau adalah 'pacarku yang sesungguhnya' aku tetap akan melakukan hal ini." Dahyun kembali menyelimuti dirinya, lantas membaringkan tubuhnya di kasur lipat itu dengan santai. Ia menjadi lebih tenang setelah mengambil jarak tidur yang cukup jauh dari Jungkook.
"Ya, kau mau langsung tidur begitu saja? aku masih ingin mengobrol—"
"Ssstt—besok kita harus bangun pagi-pagi sekali jadi sebaiknya kau segera tidur."
"Kenapa? memangnya besok ada apa?"
"Kau akan tahu nanti." Dahyun mengubah posisinya menjadi menyamping, memunggungi Jungkook. "Besok akan menjadi hari yang sangat berat, jadi kau harus segera tidur," sambungnya yang membuat Jungkook semakin penasaran.
"Ya! Besok ada ap—"
"Jalja!" pekik Dahyun yang membuat Jungkook kembali menelan perkataannya dengan sebal. Tak lama, suara dengkuran halus terdengar pelan. Dahyun sudah terlelap, sementara Jungkook masih memandangi langit-langit kamar dengan gamang. Di tengah banyaknya tanda tanya dalam benaknya, lelaki itu perlahan menyusul Dahyun ke alam mimpi. Malam itu, semuanya tertidur sangat lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔
Roman d'amour✨Cerita ini lolos dalam event #gmghuntingwriters2021 yang diadakan Grass Media Setelah belasan tahun tinggal di Jerman, Hwang Jungkook kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Pertemuannya dengan Shin Dahyun membawa kembali kenangan masa kecilnya y...