Pernah sekali, saat Dahyun baru naik ke kelas lima, ia menolak cookies buatan ibunya. Gadis itu bahkan hanya mau makan sedikit saat sarapan, begitupun ketika jam makan siang, ia menolak saat Jungkook mengajaknya ke cafeteria.
Merasa aneh dengan perubahan sikap Dahyun, Jungkook lantas mengurungkan niatnya untuk pergi. Menopang wajahnya dengan kedua tangan seraya menatap Dahyun yang tengah termenung itu dengan mata bulatnya.
"Hey, Dub-ttungie. Tumben kau menolak makanan? Ada apa?" tanyanya seraya mencondongkan tubuhnya supaya lebih dekat dengan Dahyun. Sementara Dahyun langsung meliriknya kesal, tanpa bicara, gadis itu langsung beringsut dan duduk di bangku lain yang kosong. Saat itu hanya ada mereka berdua di kelas karena siswa yang lain lebih memilih untuk makan di cafeteria.
"Ya, kau tak mendengarku, ttung?!" Jungkook kembali mendekati Dahyun, membuat gadis itu mendengus kesal dan kembali menghindarinya. Lelaki itu berdecak, lantas menarik rambut Dahyun yang dikucir ekor kuda hingga membuat gadis itu kesakitan.
"Ahh! ... aww! sakit!" Dahyun meringis.
Jungkook malah tertawa. Ia melepaskan cengkramannya pada rambut Dahyun, namun seketika raut wajahnya berubah menjadi khawatir saat melihat gadis itu menangis.
"Ya, kenapa kau menangis? Apa aku menariknya terlalu keras?" Jungkook terlihat sangat panik.
Tentu saja, walaupun mengganggu Dahyun adalah hobinya, tapi ia paling tidak tahan jika melihat Dahyun menangis. Saat melihat Dahyun diganggu oleh lelaki lain saja, Jungkook pasti menjadi orang pertama yang akan melindungi Dahyun. Melihat Dahyun menangis hebat karena ulahnya ini, tentu membuat dirinya merasa sangat bersalah.
"Hikss ... sakit!" Dahyun masih sesegukan, namun bukannya memegangi kepalanya, gadis itu malah memegangi pipi sebelah kirinya.
"Ya, kau ... sakit gigi? Itu sebabnya kau tidak mau makan dan terus diam sejak tadi?" terka Jungkook saat menyadari kalau sebelah pipi Dahyun memang agak membengkak. Tangisan Dahyun sudah mulai mereda dengan bibirnya yang mengerucut, ia mengangguk, membuat Jungkook menghela napas seraya tersenyum lega.
"Kupikir kau menangis karena aku menarik rambutmu terlalu keras."
"Ya! ... akkhh!" Dahyun kembali meringis saat merasakan giginya kembali berdenyut ngilu.
Jungkook terkekeh, lantas mensejajarkan wajahnya dengan Dahyun."Hey, mau kuberi tahu cara menyembuhkannya? Dulu aku sering sekali sakit gigi tapi saat ibu melakukannya untukku, gigiku tak lagi sakit."
Dahyun masih bergeming dan tak merespon apapun membuat Jungkook menghela napas. "Mau ku sembuhkan atau tidak? Kau tidak perlu menjawab, cukup mengangguk atau menggeleng saja."
Dahyun terlihat berpikir lalu tak lama kemudian, ia mengangguk. Jungkook tersenyum. "Tapi kau harus janji ya, tak akan mengatakan rahasia ini pada siapapun, oke?"
Dahyun kembali mengangguk namun tanpa diduga, Jungkook malah mendekatkan wajahnya dan mendaratkan kecupan kilat dibibir Dahyun.
"Masih sakit? Ahh sepertinya cara ini tak berhasil. Aku akan pergi ke ruang guru untuk meminta izin pulang. Hari ini kita ke dokter gigi ya, ttungie?"
Tanpa menunggu jawaban Dahyun, Jungkook menepuk pucuk rambut Dahyun beberapa kali sebelum berlari menuju ruang guru. Sementara Dahyun masih mematung. Rasa sakit di giginya masih terasa, namun jantungnya yang berdebar cepat lebih mendominasi. Rasa panas menjalar di wajahnya membuat kedua pipinya bersemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔
Romance✨Cerita ini lolos dalam event #gmghuntingwriters2021 yang diadakan Grass Media Setelah belasan tahun tinggal di Jerman, Hwang Jungkook kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Pertemuannya dengan Shin Dahyun membawa kembali kenangan masa kecilnya y...