Play: waste it on me
Dahyun mencengkram bahu Jungkook saat ia telah kehabisan napas. Jungkook terus menciumnya tanpa henti hingga membuat Dahyun sangat kewalahan. Hingga akhirnya pangutan dalam itu terhenti, Jungkook tak langsung menjauhkan wajahnya, melainkan menempelkan keningnya pada dahi Dahyun seraya berbisik dengan napas terengah, "Sampai saat ini kau tidak pernah menolak ciumanku. Apa kau masih bisa mengelak kalau kau tak mencintaiku?"
Dahyun tak membalas tatapan dalam yang Jungkook berikan padanya, ia hendak memalingkan wajah yang membuat Jungkook kembali menangkup pipinya lembut,
"Jawab aku, Sayang."
Dada Dahyun berdesir mendengar panggilan itu, namun egonya masih tak mau mengakui. "A-aku ... entahlah. Aku bingung."
"Bingung?" Jungkook menegakkan tubuhnya sementara kedua lengan kekarnya masih mengungkung kedua sisi tubuh mungil Dahyun. "Aku harus melakukan apa lagi supaya kau mau percaya? Aku sudah begitu tergila-gila padamu hingga rasanya tak bisa melakukan apapun tanpamu."
Manik Dahyun mulai menatap ke arah obsidian Jungkook yang masih menatapnya teduh. Gadis itu mencoba mencari celah kebohongan dari sana tapi sejauh ia menyelam dalam obsidiannya, ia hanya dapat melihat ketulusan dari lelaki itu.
"Sungguh? Lalu kenapa kau baru kembali setelah belasan tahun?" tanyanya.
Jungkook terdiam, ia sempat menghela napas panjang seraya menggigit bibir bawah saat sedang berpikir. "Emm ... ceritanya panjang. Aku cerita lain kali, ya?"
Dahyun menghela napas jengah, rasanya percuma saja ia memberi Jungkook kesempatan karena lelaki itu selalu mengelak dari pertanyaannya. "Hah ... baiklah kalau itu maumu. Sekarang aku mau pulang saja karena sudah malam."
"Ramennya bagaimana?"
"Apa yang enak dari ramen yang sudah mengembang dan dingin? kau makan saja sendiri." Dahyun turun dari atas pantry lalu mengambil tasnya. Gadis itu langsung mendelik ke arah Jungkook saat lelaki itu mengekor di belakangnya sembari membawa kunci mobil. "Kau mau apa?"
"Tentu saja mengantarmu. Apa lagi?"
"Tidak usah. Aku mau pulang sendiri."
"Ya, mana bisa begitu? Kalau kau diculik bagaimana?"
"Aku sudah besar!"
"Tapi aku khawatir."
"Khawatirkan saja naskahmu yang tak kunjung selesai."
"Ya, Kim Dahyun."
"Bye!"
"Ya, ttung—"
Brak!
Jungkook langsung membuka pintu apartemennya yang sempat ditutup oleh Dahyun saat gadis itu telah keluar. Ia segera mengejar Dahyun sebelum gadis itu benar-benar pergi tapi langkahnya langsung memelan saat melihat Dahyun yang tengah terdiam di tengah jalan dengan ponsel menempel di telinganya.
"A-apa? Kebakaran?" pekik Dahyun yang masih dapat didengar jelas oleh Jungkook. Lelaki itu segara menghampirinya dan memegang bahunya khawatir saat melihat Dahyun yang menatap lantai dengan kosong.
"Ada apa? Apa yang kebakaran?"
"F-flatku. Semuanya ... Semuanya habis terbakar," ujar Dahyun dengan suara lemah, nyaris tak terdengar. “Katanya, di flat sebelah terjadi korsleting listrik dan apinya langsung menyebar hingga sampai ke flatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔
Storie d'amore✨Cerita ini lolos dalam event #gmghuntingwriters2021 yang diadakan Grass Media Setelah belasan tahun tinggal di Jerman, Hwang Jungkook kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Pertemuannya dengan Shin Dahyun membawa kembali kenangan masa kecilnya y...