Play: In my heart - lim yeon
Ost flower of evil“Menurut kalian, apa mungkin seseorang bisa membantu menyelesaikan masalah yang kalian perbuat walau dia tidak tahu kejadian yang sebenarnya terjadi?”
Hyunjin dan Yeji saling berpandangan beberapa saat sebelum kembali menatap Dahyun yang sedang menatap mereka berdua dengan penasaran. Keduanya tentu kaget, saat atasan galak—yang sudah mereka anggap seperti kakak sendiri—itu tiba-tiba saja mengajak mereka berdua makan siang bersama. Ini merupakan kejadian langka, tapi mendengar perkataan Dahyun barusan membuat keduanya kompak memikirkan satu orang.
“Emm … apa noona baru saja membicarakan Mr. Hwang?”
Dahyun kontak terbatuk lalu meraih minumannya dan menegaknya hingga habis setengah dengan cepat. “A-ani! Ini bukan tentangnya! A-ada cerita yang membahas hal itu, aku jadi bertanya apakah hal seperti itu mungkin terjadi di dunia nyata atau tidak.”
Yeji mengangguk-ngangguk, mencoba memahami walau perkataan Dahyun barusan agak tidak rasional. “Mungkin saja itu terjadi. Apalagi … jika orang itu adalah Mr. Hwang, hal itu sangatlah mungkin.”
Dahyun mengernyit tidak mengerti, “Kenapa? kenapa Jungkook sangat mungkin melakukannya?”
Yeji dan Hyunjin kompak tersenyum, sepertinya atasannya ini sudah mulai masuk ke dalam perangkapnya sendiri. Hyunjin mengambil alih, “Sepertinya, noona tidak benar-benar mengenal pacar noona ya. Tentu saja hal itu mungkin, karena dia adalah seorang komikus yang terkenal akan pola pikirnya yang tak terduga.”
“Bahkan karyanya yang paling terkenal yang berjudul Re-Die itu sangat mirip dengan kasus yang pernah terjadi lima tahun yang lalu. Kenyataan bahwa dia tinggal di Jerman saat itu semakin membuatnya menarik karena ia bisa menggambarkannya seolah-olah melihat kejadian itu secara langsung, bahkan ia memakai latar di Korea. Dengan pemikirannya yang tajam seperti itu, bukan tidak mungkin jika ia bisa menyelesaikan masalah tanpa tahu keseluruhan kejadian yang menyebabkan masalah itu terjadi,” lanjut Yeji panjang lebar.
“Seolma, noona belum pernah membaca Re-Die?” tebak Hyunjin.
Dahyun kontan mengeleng, ia masih mencerna perkataan Yeji barusan. “Se-sepertinya aku akan membacanya nanti.”
“Bagus, noona tidak akan menyesal setelah membacanya. Malah sudah sejak lama aku menunggu series keduanya yang sampai sekarang belum dirilis karena Mr. Hwang malah beralih profesi menjadi novelis. Ahh ... matda, noona sudah mengecek naskahnya belum? Bagaimana? Apa ceritanya bagus?”
“Eh? Naskah?” Dahyun malah kaget, beberapa detik kemudian, barulah ia ingat kalau naskah Jungkook belum ia periksa. “Ahh ... bagaimana bisa aku melupakannya, padahal aku harus menyelesaikan bagian akhirnya,” sesalnya.
Hyunjin berdecak, “Ayolah noona, selama ini kau bekerja memeriksa ribuan naskah orang lain, masa naskah pacar sendiri malah belum kau baca?”
“Iya, aku benar-benar melupakannya.” Dahyun kembali meminum minumannya sebelum beranjak. “Aku akan kembali duluan, kalian lanjutkan saja makan siangnya, tagihannya biar aku yang bayar.”
“Yeay! Gumawo noona!”
“Gumawo eonni!”
“Ya, makan yang banyak.” Dahyun segera kembali ke perusahaan. Ia melangkah dengan tidak sabaran, dan segera mengecek email dari Suho begitu sampai di ruangannya. Empat bulan yang lalu, naskah ini sudah dikirimkan padanya selama itu, tapi kenapa bisa-bisanya ia baru mengeceknya sekarang?
Dahyun segera mengeceknya, namun matanya langsung memanas saat melihat kalimat demi kalimat hingga halaman demi halaman naskah itu.
“Ini … kisah kita?” Setetes air matanya jatuh saat menyadari naskah yang selama ini Jungkook tulis adalah kisah mereka berdua. Dari mulai pertemuan mereka di perusahaan ini, pertengkaran kecil mereka, pacaran kontrak, hingga pacaran sungguhan, semuanya diceritakan dengan begitu apik oleh Jungkook. Matanya semakin basah saat cerita itu mulai bergulir pada Jungkook yang mulai mengungkapkan kesakitan yang selama ini di deritanya tapi tak mau menunjukannya pada siapapun terutama Dahyun.
Sudah, ceritanya berhenti sampai di sana. Dahyun merebahkan tubuhnya pada sandaran kursinya, menatap langit-langit ruangannya dengan pandangan kosong.
“Aku belum memutuskan untuk endingnya. Apakah happy ending atau sad ending. Menurutmu lebih bagus yang mana?”
Dahyun kembali mengingat percakapan mereka beberapa bulan yang lalu. “Apa sejak saat itu … Jungkook sudah putus asa dan berpikir tidak akan pernah bisa kembali? Hiks—kenapa aku baru menyadarinya?”
Dahyun kembali membuka amplop berisi surat Jungkook yang telah ia baca kemarin. Entah sudah berapa kali ia membacanya hingga surat itu kini sudah sangat lecek. Pandangannya terarah pada sepenggal kalimat terakhir yang Jungkook tulis di surat itu. “Bagian akhir dari naskahku masih belum selesai. Dan sekarang, itu adalah tanggung jawabmu. Entah itu happy ending atau sad ending, semuanya ada di tanganmu. From your cookie, who loves you so much.”
“Sejak awal, aku sudah bilang kan kalau happy ending yang mengharukan itu adalah ending terbaik, tapi untuk ini … aku ingin ending yang benar-benar bahagia.” Dahyun menatap potret Jungkook yang tersenyum cerah di ponselnya. “Aku sudah tidak peduli, kalau pun ternyata kau benar-benar mengkhianatiku dulu, aku akan tetap mempertahankan hubungan kita.”
Hari berjalan begitu cepat. Malam menyambut dengan kilatan kilat diiringi hujan yang sangat deras. Entah sudah berapa lama Dahyun menghabiskan waktu di ruangannya untuk membaca naskah Jungkook.
Semua pegawai sudah pulang, hanya tersisa ruangan Dahyun yang masih menyala. Saat ini di meja Dahyun sudah ada surat dari Wonwoo dan komik Jungkook. Setelah membacanya berulang kali, Dahyun semakin yakin dengan kecurigaannya selama ini.
Komik itu jatuh ke atas lantai sementara gadis itu mengacak rambutnya frustasi. Komik ciptaan Jungkook itu dengan jelas menceritakan dan menggambarkan kisah Dahyun yang terlibat degan kasus pembunuhan Eun Bi.
Dahyun merasa seperti kembali ke masa itu saat membaca halaman demi halaman komik itu. Walau tidak berakhir sama seperti kehidupannya, tapi garis besar cerita itu memang berasal dari masa lalunya yang pernah ia ceritakan lewat surat yang selalu ia kirimkan ke Jerman.
“Jungkook … pasti sudah tahu sejak dulu. Tapi … kenapa ia berbohong?”
Sekali lagi, Dahyun menyalahkan waktu, kenapa ia baru mengetahui semua ini sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cookies vs Miss. Dubu ✔
Romance✨Cerita ini lolos dalam event #gmghuntingwriters2021 yang diadakan Grass Media Setelah belasan tahun tinggal di Jerman, Hwang Jungkook kembali ke negara asalnya, Korea Selatan. Pertemuannya dengan Shin Dahyun membawa kembali kenangan masa kecilnya y...