1. Pertemuan Pertama

1.2K 100 18
                                    

Pertama kali Taehyung melihatnya, wanita itu duduk di kursi paling sudut kedai pinggir jalan. Memakai hoodie berwarna hitam dengan tudung yang menutupi kepala hingga setengah wajahnya. Tangannya saling bertaut di atas meja, gemetar.

Pada awalnya Taehyung tidak mempedulikan eksistensi wanita itu di ujung sana. Pikirannya kacau sedari sore menyapa, dan meminum alkohol di kedai tidak jauh dari rumah sakit menjadi pelariannya. Beberapa botol soju sudah kosong di atas meja lelaki berparas malaikat itu. Namun kesadarannya benar-benar masih penuh, tidak berkurang barang sejengkal.

Pria itu masih setia duduk di sana seorang diri hingga waktu semakin larut dan kedai semakin sepi. Pengunjung silih berganti meninggalkan tempat makan pinggir jalan itu, meninggalkan Taehyung dan wanita di sudut sana yang hanya menatap gelas minumannya atau sesekali menggenggamnya dari berjam-jam yang lalu tanpa benar-benar menempelkannya ke bibirrnya yang tebal itu.

Taehyung tidak di dorong rasa penasaran seperti yang sering terjadi pada seorang remaja pria yang ingin berkenalan dengan gadis asing saat dirinya beranjak dari kursi dan mendekat ke arah sudut. Taehyung sadar diri bahwa dirinya sudah menikah walau istrinya kini terbaring di salah satu bangsal di rumah sakit.

Adalah Han Sooyoung, wanita yang berhasil menaklukkan hati seorang Nam Taehyung yang terkenal sulit meluluhkan hati. Sayangnya wanita yang sudah dinikahinya selama 1 tahun itu harus terbaring koma di rumah sakit karena kecelakaan mobil.

"Apa kau punya pematik api? Penjaga kedai sedang pergi," tanya Taehyung pada wanita itu yang masih setia menunduk. Itu memang tujuan Taehyung sedari awal. Menanyakan tentang benda penghasil api itu.

"Apa aku terlihat seperti wanita perokok menurutmu?" Wanita itu tertawa tidak terima, apa hoodie hitamnya itu membuatnya terlihat seperti bukan wanita baik-baik.

"Santai saja. Aku hanya bertanya. Jadi kau tidak punya?" Taehyung menyeringai saat wanita itu menggeleng sebagai jawaban. Alhasil Taehyung kembali menjepit batang rokok di bibirnya dengan dua jari, menjauhkan dari belahan kenyal itu dan meletakkannya di ujung meja wanita asing itu.

"Kau tidak pulang? Kedai ini mau tutup." Taehyung mendudukkan dirinya di depan wanita itu. Mencoba menggali informasi yang sebenarnya tidak mengguntungkan baginya.

"A-ku tidak ingin pulang," jawabnya mengangkat wajah lalu menarik tudung yang menutupi kepala. Wajah cantik wanita itu sebenarnya dapat terlihat semakin rupawan, kalau saja tidak dihiasi luka memar dan lebam di beberapa bagian.

Sudut bibirnya luka, terkelupas. Sedang salah satu matanya memiliki bulatan ungu, belum lagi tulang pipinya pun berwarna senada. Kini Taehyung tahu alasan wanita itu memakai tudungnya hingga menutupi sebagian wajah.

Wanita itu babak belur.

"Kau habis dirampok? Apa yang terjadi padamu?" Wanita itu kembali menggeleng, lalu menunduk. Hanya diam, namun tidak menangis. Seolah luka di wajahnya tidak menyakitkan untukmu. Cerita di balik luka itu tidak berarti apa-apa untuknya. Atau, mungkin saja ia sering menerima luka itu hingga sudah terbiasa.

"Kau sudah menikah?" Sudut mata Taehyung menangkap benda berkilauan melingkar di jari manis wanita berambut hitam bergelombang itu.

"Dan kau juga sepertinya." Wanita itu menemukan hal yang sama dengan Taehyung.

"Kau sudah mengatakannya pada suamimu bahwa dirimu babak belur seperti itu? Yak! Jika itu terjadi pada istriku aku akan membunuh orang itu." Taehyung melempar pandangannya ke lain sisi, membayangkan bahwa jika wanita di hadapannya adalah Han Sooyoung. Dia tidak akan tinggal diam.

Our Secret EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang