Trrr trrr!
Ponselku bergetar pagi ini ketika kutandaskan sarapan pagi yang kubuat sendiri, setumpuk roti gandum dengan manisan anggur kering dan madu, juga segelas susu tawar hangat.
Aku sudah berpakaian rapi dengan kemeja putih berpolkadot pink dan rok selutut ketat warna abu-abu, rambut panjangku kubiarkan terurai begitu saja. Aku siap berangkat kerja.
Reno? ejaku dalam hati saat memandangi layar ponselku yang ternyata menampilkan panggilan dari Reno. Sambil mengelap bibir menggunakan tisue, akupun mengangkat panggilan itu.
"Halo, Ren."
"Halo, Li, selamat pagi. Sudah berangkat?"
"Lagi mau, Ren."
"Jangan berangkat dulu ya."
"Lho?"
"Saya mau datang, tunggu sebentar ya."
"Aih, oke deh, Ren," jawabku sambil bangkit dan menyambar tas jinjing merahku di sebelah tempat duduk lalu beranjak menuju teras. Aku ingin menunggu Reno di sana sambil merapikan make up. "Ren, kamu udah makan?"
"Belum."
"Sarapan di rumahku ya," ucapku sambil duduk di bangku teras.
"Nggak usah, Li, gampang saya mah nanti, kalau udah ngopi tuh suka jadi lupa sama rasa lapar, palingan nanti sarapannya jam-jam sembilan."
"Yang penting selalu jaga kesehatan ya, Ren."
"Iya, Li, kamu juga. Kok aku jadi nggak sabar ketemu kamu ya, Li."
"Kangen mungkin? Padahal baru tadi malam kamu kesini," godaku, sebenarnya aku juga kangen.
"Iya nih, namanya kangen."
"Kapan ya Ren bisa lihat wajah kamu setiap bangun tidur, jadi kalau kangen langsung terobati."
"Saat kita berumah tangga nanti, Li."
"Oh iya deng, kan katanya kamu mau buatin anak juga kan?"
"Yeah, di hari itu saya bakal ada setiap kamu bangun pagi."
"Ah, aku jadi nggak sabar, Ren."
"Nggak sabar apa?"
"Nikah, heheh."
"Oh kirain nggak sabar bikin anak."
"Apasih, Ren." Aku tersipu.
"Pikiranku juga tertuju ke sana, Li. Tuhan baik sekali ya mau menjodohkan kita."
"Iya, aku juga nggak nyangka bakal punya calon imam sekece kamu."
"Jangan muji-muji dong, Li, nih hidung saya mekar-mekar jadinya."
"Saat nikah nanti, aku bakal bisa lebih lama denger kamu nyanyi, tertawa dan tersenyum. Kamu kan sekarang suka jaim-jaim, Ren."
"Saya bukan jaim, Li, tapi memang hanya bisa tertawa lepas saat ada deket kamu. Makanya saya pengen mengunci kamu."
"Pintu kali ah, Ren. Mengunci apa sih memang?"
"Mengunci kamu sebagai jodoh saya."
"Di fix-in berarti ya."
"Iya, hanya kamu, nggak mau yang lain."
"Memang aku limited edition ya di mata kamu?"
"Bukan cuma limited edition, kamu pemilik bibir paling saya sukai seumur hidup saya."
"Jangan bahas itu lagi dong, jadi ikut mekar-mekar juga nih hidung aku."
![](https://img.wattpad.com/cover/217917410-288-k544985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bad Boy Called Reno ✓ (Selesai - Lengkap - Terbit)
Storie d'amoreLiora Anastasya adalah seorang wanita karir yang hidupnya serba tertata rapi dan perfeksionis. Itu juga termasuk pandangannya soal jodoh, bahkan Dimas yang seorang wakil direktur di perusahaan penerbangan saja ia tolak dengan berbagai alasan. Tapi b...