Prolog

7.3K 507 58
                                    


🌻🌻🌻

Suatu hari di rumah Tuan, seperti biasanya yang membuat rumah besar itu menjadi ramai hanyalah kedua anak kembar mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu hari di rumah Tuan, seperti biasanya yang membuat rumah besar itu menjadi ramai hanyalah kedua anak kembar mereka. Yang tak lain dan tak bukan adalah Jeno dan Eric.

Meski sudah beranjak dewasa, kelakuan mereka hampir sama dengan dua tahun yang lalu. Sering membuat kerusuhan di rumah hanya karena rebutan sesuatu.

Mereka sama saja. Kadang Eric meminjam baju Jeno tapi tidak dikembalikan. Kadang Jeno ikut menghabiskan parfum Eric tapi tidak mau bertanggung jawab. Dan hal itu akan selalu berakhir dengan perdebatan kecil karena saling tuduh menuduh. Yang satu tidak mau disalahkan, yang satu juga sama saja.

Jauh berbeda kelakuan mereka ketika di rumah dan di luar sana. Ketika berkumpul dengan teman-teman kuliah, Eric menjadi sosok cowok dengan gaya keren yang berhasil memikat para gadis. Dan Jeno pun tak jauh berbeda. Dia menjadi idaman para gadis.

Namun jangan tertipu dengan tampang mereka yang berlagak keren. Karena nyatanya mereka masih sama dengan si kembar nakal dua tahun yang lalu. Mereka masih haus akan perhatian dari Ayah dan Bunda.

Setidaknya Jeno menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Walaupun kadang ketika dia bersama Eric dia tertular sifat kekanakannya. Tapi Jeno masih bisa mengimbanginya.

Dan yang lebih parah...

"Ku menangis.. ku menangis teroosss!!"

Cowok berperawakan tinggi dengan kulit cerah itu menatap jengah ke arah cowok yang memiliki wajah mirip dengannya duduk bersila di sofa ruang tv. Serial dari chanel tv indosiar tayang di hadapannya. Adegannya seorang perempuan menangis dengan ost lagu yang sering diputar.

"Tontonannya ku menangis terooss!!" cerca Jeno lagi dengan sewotnya.

Pasalnya hampir setiap hari Eric melihat acara tv seperti itu dengan sang bunda. Entah apa faedahnya, tapi Jeno benar-benar merasa jengah.

Bahkan ketika sekarang sang bunda tidak ada, Eric tetap menonton acara itu sendirian.

Setelah beberapa saat pandangan Eric berfokus pada tv di depannya, cowok itu menoleh ke arah Jeno.

Detik itu juga Jeno tergelak kaget melihat pemandangan yang dia lihat. Jeno bergidik ngeri menatap ke arah Eric.

"Yaelah, lo beneran nangis nonton begituan?" serunya terkejut.

Eric tidak menjawab. Cowok berwajah lembut itu mengusap air mata yang membasahi pipinya. Memang benar dia menangis karena menonton acara tv itu.

Jeno menggeleng kepala tak habis pikir menatap kembarannya. "Makin gede lo makin cengeng aja heran."

Bukan hanya itu, di rumah ini Wendy jadi lebih disiplin pada anak-anaknya. Berbeda dengan Mark yang masih berlaku layaknya seorang teman dan Ayah yang baik pada mereka.

The Family Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang