Duapuluh Tiga

2K 346 14
                                    


•Happy Reading•

🌻🌻




Suasana canggung menyelimuti ruang tengah rumah besar keluarga Tuan. Televisi yang menyala biasanya mampu mencairkan suasana, tapi kali ini benda berbentuk persegi panjang itu pun nampak tak bisa berbuat apa-apa.

Kelima orang yang duduk di sofa ruang tengah nampak diam tanpa ada yang membuka suara untuk mengawali obrolan. Diamnya mereka itu membuat suasana hening menjadi tak terkendali.

Satu-satunya alasan suasana tak biasa itu di rumah besar keluarga Tuan adalah kehadiran dua orang tua yang baru menginap sejak semalam. Orang tua Wendy yang beberapa tahun tidak bertemu dengan mereka kini tiba-tiba saja datang tanpa pemberitahuan. Hingga membuat suasana rumah menjadi aneh dalam kecanggungan. Bahkan satu anggota keluarga sampai memilih untuk pergi meninggalkan rumah.

Dua orang tua yang duduk berisisian di sofa panjang itu bisa merasakan bahwa kehadiran mereka membuat tidak nyaman. Meski begitu mereka tidak akan pergi selama apa yang menjadi tujuan mereka telah tercapai.

Ibu Wendy mengarahkan perhatiannya ke arah Wendy, Mark dan juga Eric yang duduk berjejer berseberangan dengannya. Mereka memperhatikan televisi dengan suasana tidak nyaman.

Lantas ibu Wendy beralih menatap suaminya yang duduk tepat di sebelahnya. Wanita itu membisikan sesuatu pada suaminya. Yang tentu saja tidak bisa di dengar oleh Mark dan Wendy.

Setelah berhasil membicarakan sesuatu dalam berbisik, dua orang tua itu kembali menghadap ke depan.

"Wendy, sebenarnya Jeno dimana? Kenapa dia nggak pulang?"

Akhirnya setelah bermenit-menit lamanya, pertanyaan yang terlontar dari mulut Ayah Wendy itu berhasil memecahkan keheningan, meski tidak mampu mencairkan kecanggungan.

"Jeno.. ada di rumah oma sama opa-nya, Yah." Wendy menjawab dengan nada lembut. Seperti yang dia lakukan selama ini kepada kedua orang tuanya. Selalu berbicara lembut dan sopan, meskipun Wendy sebenarnya pernah melawan keras orang tuanya.

"Kenapa dia nggak pulang? Apa dia nggak mau ketemu nenek sama kakeknya?"

Kini giliran ibu Wendy yang bicara. Mendengar itu Wendy dan Mark saling pandang. Sementara Eric yang tidak ingin ikut campur memilih untuk menyibukkan diri dengan bermain ponsel.

"Ibu sama Ayah pasti tau sendiri alasannya," kawab Wendy pada akhirnya.

Orang tua Wendy kompak menghela napas. Tentu mereka tau alasan yang membuat Jeno langsung meninggalkan rumah begitu mereka datang. Karena ini bukan pertama kali Jeno melakukan itu. Jeno selalu menghindari mereka setiap kali bertemu. Tapi alasan pastinya mereka tidak tau.

Mungkin Jeno membencinya. Tapi jika membencinya, harusnya Eric juga melakukan hal yang sama. Faktanya Eric tidak seperti Jeno yang selalu menghindari mereka.

"Mark, bisa tolong kamu bujuk Jeno buat pulang? Kita perlu bicara dulu sama dia," ujar Ayah Wendy.

Mark nampak ragu ketika mendapat perintah seperti itu. Namun kemudian dia mengangguk.

"Aku akan coba bujuk Jeno."

Setelah mengatakan itu Mark bangkit dari sofa. Berniat untuk pergi sekarang menjemput Jeno di rumah orang tuanya.

"Ayah, aku ikut!" seru Eric ikut bangkit dari sofa.

"Eric, kamu di rumah aja. Biar Ayah yang jemput Jeno," sergah Wendy menghentikan pergerakan Eric yang ingin menyusul Mark.

The Family Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang