Tigapuluh Dua

2K 321 17
                                    


•Happy Reading•

🌻🌻

"Jadi lo di sini juga buat buntutin Jeno?"

Eric berdeham singkat. Menyerup es sirupnya yang ada di atas meja. Lalu pandangannya beralih ke arah Lia yang duduk di sebelahnya. "Jangan bilang lo ke sini juga buat ngikutin Hyunjin?" tanya Eric.

Lia mengangguk polos. Sementara Eric langsung membuang napas. Mengalihkan lagi pandangannya ke depan. "Nekat banget. Lo cewek, nggak seharusnya ngikutin anak cowok sendirian kayak gini."

"Ya mau gimana lagi. Gue cuma nggak pengen lihat Mama cemas aja," pungkas Lia. "Lagian yang gue ikutin itu Hyunjin, bukan cowok berbahaya."

Tidak ada tanggapan dari Eric. Cowok berbadan tegap itu mengintip melalui celah pagar kayu warung untuk memastikan kalau motor Jeno masih ada di rumah kosong seberang.

"Ric, lo kenal mereka?"

Suara Lia yang tepat berada di belakang telinganya membuat Eric terperanjat kaget. Begitu menoleh, dia sudah menemukan wajah Lia yang berada tepat di samping wajahnya. Ternyata sedari tadi gadis itu ikut mengintip.

Eric membuang napas panjang. "Kenal, tapi cuma beberapa."

"Hah? Seriusan lo kenal?" seru Lia tak percaya.

Eric mengangguk. Kemudian bangkit dari duduknya. "Gue nggak asing sama beberapa wajah mereka." ucapan Eric terjeda selama beberapa detik. Cowok itu seperti sedang mengingat sesuatu. "Kayaknya beberapa dari mereka kating di fakultas gue."

Mendengar itu Lia kembali mengintip melalui celah tadi. Dia mencoba memperhatikan baik-baik beberapa wajah pemuda yang ada di sana. Namun tidak ada satupun yang familiar di penglihatannya.

"Mereka anak baik-baik nggak sih, Ric? Gue takut kalo Hyunjin bergaul sama orang yang nggak bener." Lia menatap Eric cemas, sementara cowok itu malah terlihat tenang-tenang saja.

"Nggak usah cemas. Mereka semua anak baik-baik."

"Dari mana lo tau?"

Eric menghela napas pelan. "Gue jawab kayak gitu biar lo nggak cemas," ujarnya.

Lia berdecak. Melirik malas ke arah Eric. "Gue nanya serius," sungutnya.

Tidak ada tanggapan dari Eric. Cowok itu memilih untuk mengotak-atik ponselnya. Kegiatannya itu berhasil menarik rasa penasaran Lia.

"Lo lagi ngapain?" Lia sudah berdiri di samping Eric dengan kepala mencondong mengintip ponsel cowok itu.

Spontan Eric menjauhkan ponselnya dari jangkauan Lia. "Kepo banget lo!" cetusnya. "Gue mau ngabarin bunda."

"Lo mau bilang kalo lo udah nemuin Jeno di sini?" tanya Lia.

"Kagak! Gue mau bilang kalo gue ketemu orang gila di sini."

"Hah, mana orang gila?" pandangan Lia memutar ke sekeliling. Mencari sosok orang gila seperti yang Eric bilang. Dia tidak menyadari kalau orang gila yang Eric maksud adalah dirinya.

Eric berdecak, jari telunjuknya menoyor dahi Lia. "Ini orang gilanya!"

Sontak Lia menepis tangan cowok itu, menatapnya tajam.

The Family Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang