Tiga

3.3K 444 8
                                    


•Happy Reading•

🌻🌻

"Bunda!"

Teriakan Jeno menggema ke seluruh rumah. Memanggil-manggil sang bunda yang keberadaannya entah kemana. Cowok berperawakan tinggi itu berjalan menuju dapur. Namun tak menemukan siapapun. Di ruang tengah dan ruang keluarga juga kosong.

"Bundaa!!" panggil Jeno sekali lagi. Kali ini lebih keras. Berharap dimanapun sang bunda berada sekarang bisa mendengarnya.

"Bunda di halaman belakang!"

Suara Wendy menyahut. Jeno yang akhirnya mendapat sahutan itu lantas langsung berjalan menuju tempat sang bunda berada.

Di halaman belakang dia melihat sang bunda tengah mengurusi tanaman-tanamannya. Tangan wanita itu juga nampak kotor oleh tanah. Mungkin saja dia baru menanam tanaman baru.

"Ada apa, Jen?" tanya Wendy ketika Jeno sudah berdiri di sampingnya. Namun wanita itu masih sibuk mengurusi tanamannya. Memetik daun-daun yang sudah menguning.

"Hhmm.." Jeno tidak langsung menjawab, cowok itu nampak berpikir selama beberapa saat. "Aku.. boleh minta uang lagi nggak?"

Spontan dahi Wendy mengernyit. Mengalihkan perhatian kepada Jeno. "Uang kamu udah habis?"

Jeno mengangguk kecil. Menggigit bibir bawah menunggu dengan was-was jawaban dari sang bunda.

Kerutan di dahi Wendy semakin dalam. "Bukannya baru seminggu yang lalu bunda kasih ke kamu ya?" tanyanya heran.

Lagi-lagi Jeno mengangguk. "Tapi udah habis, bun. Kebutuhan aku seminggu ini lagi banyak banget," ujarnya.

Wendy menghela napas pelan. "Tapi bunda udah nggak punya pegangan," cetusnya.

"Terus?"

"Nanti bunda bilang ke Ayah biar tranfer ke kamu."

"Beneran ya, bun?" seru Jeno meminta kepastian.

Wendy mengangguk yakin. "Iya, nanti bunda bilang sama Ayah," katanya.

Selanjutnya wanita itu mengamati penampilan Jeno dari atas sampai bawah. Mengernyit heran karena Jeno terlihat sangat rapi dari biasanya.

"Kamu mau pergi?" tebak Wendy.

Alih-alih menjawab, Jeno malah menyengir khas.

"Pergi kemana sih? Kok rapi banget? Mau pacaran ya?" Wendy memicingkan mata, menatap penuh selidik ke arah Jeno.

Sontak Jeno menggeleng cepat. Menyangkal perkataan sang bunda. "Enggak, bun. Nokrong doang kok sama temen-temen," tukasnya.

Mendengar itu Wendy percaya begitu saja. Dia tidak lagi menanyakan yang lebih jauh. Bagaimana pun anaknya sudah dewasa dan perlu kebebasan juga. Dia yakin baik Jeno ataupun Eric bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kedua anaknya tau batasan yang mereka tetapkan.

"Pulangnya jangan malem-malem ya. Dan juga kalo ketemu sama Eric, suruh dia pulang. Dia belum makan dari tadi siang," titah Wendy berpesan.

The Family Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang