Tigabelas

2.3K 379 38
                                    


•Happy Reading•

🌻🌻

Hyunjin
Jen, ayo kumpul.
Ditempat biasa.

Begitu menerima pesan singkat itu dari Hyunjin, Jeno yang tadinya sedang rebahan santai di atas tempat tidurnya, bergerak cepat turun dan bersiap. Dia hanya perlu mengganti pakaian.

Kaos polos berwarna hitam dipadukan dengan jaket denim serta bawahan celana jeans panjang. Cowok berambut coklat terang itu menyambar kunci motornya yang tergeletak di atas nakas. Dengan kaki jenjangnya, dia melangkah keluar kamarㅡmenuruni tangga ke lantai bawah.

"Mau kemana?"

Suara berat itu langsung menyambut Jeno begitu dia sampai di ruang tengah. Langkah Jeno berhentiㅡmelihat ke arah sang Ayah yang duduk di sofa. Lalu perhatiannya ikut beralih ke arah Eric yang nampak tak peduli. Adik kembarnya itu hanya memperhatikan televisi di depan.

"Kumpul sama temen," ucap Jeno ke arah Mark.

"Dimana?"

"Ditempat biasa."

"Iya, ditempat biasa itu dimana?"

"Di rumah felix," jawab Jeno pada akhirnya menyerah. "Aku boleh pergi sekarang?"

Mark tidak langsung menjawab. Melainkan dia malah beralih menatap ke arah Eric yang masih menonton televisi.

"Eric nggak ikut?"

Mendengar namanya dipanggil, spontan cowok berkulit putih itu menoleh bingung.

"Hah? Apa?"

"Kamu nggak ikut kumpul sama temen kamu?" tanya Mark.

Alih-alih menjawab, Eric malah menatap Jeno. Memperhatikan penampilan kembarannya itu yang terlihat sangat rapi.

"Emang lo mau kemana?" tanya cowok itu ke arah Jeno.

"Kumpul sama Hyunjin."

"Loh, tadi bilangnya di rumah Felix?" sambar Mark.

Jeno menghela napas malas. "Iya, Ayah. Tapi sama Hyunjin juga," sanggahnya.

Mark tidak menjawab. Laki-laki paruh baya itu hanya mengernyitkan dahi tidak jelas.

"Nggak deh, males. Mau nonton tv aja," ujar Eric, kembali memposisikan badannya menghadap televisi seperti semula.

"Yaudah. Gue pergi dulu," sahut Jeno. Lalu beralih menatap ke arah Mark. "Aku pergi dulu ya, Ayah."

Mark mengangguk singkat. "Jangan malem-malem pulangnya!" serunya ketika Jeno sudah melenggang pergi.

Sepeninggalnya Jeno, Mark kembali menatap ke arah Eric. Dia jadi gemas sendiri dengan anaknya yang satu ini. Akhir-akhir ini Eric hanya diam rebahan di sofa menonton sinetron. Eric sudah seperti ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Enggan pergi dari rumah untuk main.

Padahal biasanya Eric yang paling bersemangat untuk pergi kelayapan. Entah itu pergi dengan menaiki motor, atau hanya pergi ke rumah di sekitar komplek sambil jalan kaki. Tapi sekarang, Mark jadi jengah melihat anaknya itu yang hanya rebahan sambil menonton televisi.

"Kamu kok jadi jarang ikut main sama Jeno?"

Eric menolehㅡmenatap Ayahnya sekilas. Lalu kembali memperhatikan televisi.

"Lagi mager," jawabnya singkat.

"Kamu tau nggak Jeno itu kalo main kemana?"

"Mungkin rumah Felix."

The Family Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang