Sembilan

2.5K 415 55
                                    


•Happy Reading•

🌻🌻

Sekali lagi Shuhua menatap pantulan dirinya di cermin besar yang ada di kamar. Mengamati dengan teliti untuk yang kesekian kalinya. Memeriksa apa ada yang berlebihan dari yang ia kenakan. Mulai dari pakaian dan make up. Ketika diamati lagi, dia yakin dandanannya cukup sederhana dan tidak berlebihan.

Gadis berambut panjang yang dibiarkan tergerai rapi itu menghembuskan napas, sebelum akhirnya menyandang tasnya dan melangkah keluar dari kamar.

"Cantiknya.."

Kata pujian itu langsung menyapa indra pendengaran Shuhua begitu dia masuk ke ruang makan yang sudah dipenuhi oleh anggota keluarganya yang lain.

"Pasti banyak cowok di kampus yang naksir sama kamu ya? Kayak Papi dulu, populer dikalangan cewek," celetuk Jackson dengan senyum percaya diri.

Spontan Irene mendelik, menatap aneh ke arah Jackson. Seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan suaminya itu.

"Emang dulu Papi sepopuler apasih? Pasti populernya dikalangan cewek jadi-jadian 'kan?" cetus Sunwoo, yang saat itu langsung mendapat sentilan di kepalanya oleh Wooseok.

"Jangan ngaco kamu!"

Jackson menatap Sunwoo merasa tidak terima. "Sembarangan! Papi dulu sepopuler Shuhua sekarang," sanggahnya.

"Aku nggak populer kayak yang Papi bilang. Aku sama kayak mahasiswa lainnya," ujar Shuhua menengahi.

Mendengar itu Jackson nampak tidak percaya. "Ah masa sih? Kamu cantik banget padahal. Perempuan manapun yang lihat penampilan kamu pasti iri."

Shuhua mendengus pelan. Tak berniat untuk menanggapi perkataan Papinya.

"Kalo aku ganteng nggak, Pap?" tanya Sunwoo tiba-tiba.

"Nggak."

Sunwoo mengernyit. "Kok gitu sih? Aku kan anak Papi, kalo aku jelek berarti nurun dari Papi lah," sungutnya.

"Kamu itu mirip tukang sampah di komplek kita yang tiap sore kamu ledekin," sahut Jackson.

"Papi!!"

"Udah-udah, ayo sarapan dulu. Nanti telat," sela Irene menyudahi perdebatan tadi.

Ditengah aktivitas sarapan itu tidak semuanya benar-benar fokus makan. Sedari tadi Wooseok terus melirik ke arah Shuhua. Bukannya makan, adiknya itu malah berkaca seraya menghapus make up-nya. Melihat itu Wooseok jadi heran sendiri. Namun niatnya untuk bertanya jadi urung ketika pertanyaan sang Papa terlontar untuknya.

"Wooseok, nanti kamu pulang jam berapa?"

"Belum pasti juga sih, Pap. Emang kenapa?"

"Pas kamu udah pulang, nanti langsung ke bengkel ya. Jemput Papi," titah Jackson.

Kedua alis Wooseok terangkat. Menatap bertanya ke arah sang Papi. "Emang Papi nggak bawa mobil?"

"Bawa, tapi nanti mau Papi tinggal. Biar diservic," sahut Jackson.

Wooseok manggut-manggut paham. Setelah selesai bicara dengan Papinya, cowok berkulit putih pucat yang mirip Maminya itu kembali melihat Shuhua. Adiknya itu kini sedang menghabiskan sarapannya. Tapi masih ada satu pertanyaan yang membuat dia penasaran. Kenapa Shuhua menghapus make up-nya? Apa karena berlebihan? Tapi menurut yang dia lihat, dandanan adiknya itu tidak pernah berlebihan, melainkan selalu sederhana.


The Family Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang