Empatpuluh Dua

2K 277 12
                                    


•Happy Reading•

🌻🌻

"Jadi gimana kesehatan istri saya, dok?"

Dokter perempuan yang baru saja selesai memeriksa Jisoo tersebut tersenyum tipis menatap pasangan suami istri di depannya.

"Pertama-tama, saya ucapkan selamat karna ibu Jisoo sedang hamil."

Detik itu juga Jinyoung dan Jisoo sama-sama terbelalak kaget.

"Hamil?" ulang Jinyoung untuk memastikan kalau dia tidak salah mendengar.

Dokter itu mengangguk, mengiyakan pertanyaan Jinyoung. "Ibu Jisoo harus lebih banyak istirahat. Tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang berat."

"Tapi ini serius, dok? Istri saya hamil?"

Jinyoung yang masih tidak percaya dengan fakta yang baru dia dengar terus bertanya demi memastikan.

Lagi-lagi dokter perempuan itu mengangguk. "Iya, istri bapak sedang hamil. Usia kandungannya berjalan tiga bulan."

Kabar bahagia itu membuat Jinyoung tidak bisa menahan linangan air matanya. Laki-laki paruh baya itu langsung memeluk Jisoo yang berdiri di sebelahnya.

Sama dengan Jinyoung, Jisoo pun menangis haru karena merasa sangat bahagia. Jujur saja, kehamilan ini sangat mereka tunggu-tunggu. Pasalnya setelah kelahiran Hyunjin, Jisoo menjadi sulit hamil lagi. Meski sudah diperiksakan ke dokter, mereka pun tidak bisa mengatakan apa-apa selain memintanya untuk bersabar.

Dan sekarang, setelah bertahun-tahun mereka baru dianugrahi anak lagi. Sungguh, kebahagiaan ini tidak ada tandingannya.




🌻🌻



"Eh eh, itu apa?"

"Krayon bibir," jawab Bonna dengan polosnya. Tangannya tengah memegang sebuah lipstik berwarna merah yang entah dia dapatkan dari mana.

Bomin menepuk dahi. "Aduh, Bonna.. itu lipstik, kamu mau pake lipstik?"

"Biasanya Mama pake ini. Bonna juga mau pake biar cantik."

Tangan Bomin mengambil alih lipstik tersebut dari Bonna, mengamankannya di dalam saku celana.

"Kamu masih kecil, nggak boleh pake beginian," titahnya.

"Tapi.."

"Nggak ada tapi-tapian," sela Bomin cepat. Lalu menunduk untuk mensejajarkan pandangannya dengan wajah Bonna. "Kamu itu udah cantik. Kalo kamu pake ginian, nanti kamu malah jadi jelek, kayak badut."

Mata bulat Bonna membesar. "Serius?"

Bomin mengangguk. "Kamu kan udah dibedakin sama Mama tadi, jadi sekarang kamu udah cantik banget.."

Mendengar pujian itu membuat Bonna tersenyum senang. "Jadi aku yang paling cantik?"

"Iya, kan malam ini kamu yang ulang tahun, jadi kamu yang paling cantik."

Bonna kembali tersenyum. Kedua tangan mungilnya melingkar di leher Bomin. "Makasih kaka.."

"Ayo kita turun sekarang. Soalnya Bonna udah ditungguin di bawah," ajak Bomin. Menggendong adik perempuannya itu, lalu berjalan meninggalkan kamar orang tuanya menuju lantai bawah dimana semua orang sudah berkumpul.

"Ada kak Suned nggak? Aku kangen sama kak Suned. Soalnya kak Suned nggak pernah main lagi sama aku," celoteh Bonna di sepanjang perjalanan.

Bomin terkekeh lucu. Bukan karena apa yang dikatakan Bonna, melainkan panggilan Bonna kepada Sunwoo yang tidak pernah berubah.

The Family Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang