"LARI!" teriak Mark.
"Ada apa kok lari?" tanya Yena polos. Otaknya lagi ngeblank.
"Astaga" Mark langsung narik Yena keluar darisana. Sekarang tinggal Jeno dan Jaemin. Jeno mau kabur juga tapi dia enggak tega ninggalin Jaemin sendirian. Meskipun Jaemin orangnya nyebelin tapi dia teman satu-satunya Jeno di sekolah.
Darisini Jeno dapat menyimpulkan kalau dua orang di depannya sekarang bukan orang tua anak perempuan dimimpinya, melainkan orang yang ngebunuh anak itu. Tapi Jeno masih bingung dengan keberadaan orang tua anak itu sekarang.
Apa orang tuanya dibunuh juga? Jeno jadi bingung, tapi dia enggak terlalu mikirin itu yang penting sekarang dia harus nyari cara pergi darisana sama Jaemin.
"Saya enggak suka ada yang ikut campur urusan saya" kata Bambang. Wajahnya datar dan kelihatan tenang tapi bagi Jeno itu nyeremin banget.
"Biasanya orang yang ikut campur urusan saya nasibnya akan sama dengan anak kecil di dalam kotak itu" kata Bambang.
"Maaf, tapi kedatangan saya hanya ingin memberikan kotak ini ke orang tua anak itu sesuai keinginan yang anak itu sampaikan lewat mimpi saya. Jadi dimana orang tua anak itu? Saya mau memberikan kotak ini lalu pergi" kata Jeno.
"Kalau kamu mau ketemu orang tua anak itu, kamu harus mati dulu baru bisa ketemu mereka. Mau saya bantu?" kata Bambang.
Jeno terdiam dengar perkataan Bambang.
"Enggak terima kasih, tapi kenapa bapak bunuh mereka?" tanya Jeno.
"Karna mereka telat bayar uang tebusan yang saya minta untuk mengganti anaknya yang saya culik"
Sedangkan di luar kamar ada Mark dan Yena lagi nguping pembicaraan Bambang dan Jeno. Yena ngerekam semua pembicaraan Bambang dan Jeno biar bisa dijadikan barang bukti. Yena pakai hpnya Jaemin yang dititipin ke dia tadi. Untung Jaemin bawa hp, soalnya yang lain gak bawa hp.
Mark nunggu waktu yang tepat buat nolongin Jeno.
"Udah di rekam?" tanya Mark.
"Udah"
"Bagus. Sekarang kita nyusun rencana bantuin si Jeno" kata Mark. Yena ngangguk.
"Jadi nanti kamu..."
.
Taeyong dan yang lain balik ke villa karna pantainya semakin ramai. Taeyong kurang nyaman ada di tempat yang ramai makanya dia minta balik ke villa, disisi lain dia malu karna Doyoung dan Jaehyun bertengkar terus daritadi.
Sesampainya di villa, Taeyong dibikin kesel karna pintu villa dibuka gitu aja. Gimana kalau ada maling atau orang lain yang masuk terus ambil barang berharga.
"Kebiasaan Yena gak pernah nutup pintu kalau keluar" kata Taeyong. Dia masuk ke dalam nyari Yena mau dimarahin.
"Panas banget cuy" Jaehyun duduk di sofa lalu nyalain kipas angin. Sedangkan Doyoung masuk ke kamarnya, dia masih marah sama Jaehyun. Coba tadi Taeyong enggak ngajak pulang, pasti Jaehyun udah diceburin ke laut biar dimakan megalodon.
Taeyong nyari Yena dkk di lantai atas tapi enggak ada. Taeyong nyoba telpon Yena tapi hpnya ada dibawah.
"Anak-anak enggak ada" kata Taeyong. Mukanya kelihatan khawatir banget.
"Mungkin mereka jalan-jalan diluar" kata Jaehyun.
"Iya mungkin kak" Chaeyeon nyoba tenangin si Taeyong.
"Jae ayo ikut gue nyari mereka" ajak Taeyong.
"Males ah, diluar panas" kata Jaehyun.
"Sebentar lagi mereka pasti kembali kak, tenang aja" kata Chaeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Lucknut - NCT (Revisi)
Fanfic"Punya kakak pada lucknut semua!" Menceritakan kisah sehari hari Yena dengan Kakak kakaknya yang pada gak beres. Warning : Typo bertebaran * Highest rank • #3 Jung (11/12/19) • #2 Yena (19/10/20) • #36 Lee (2/1/20)