Lanjutan dari part sebelumnya; Off Jumpol Mau Nikah.
"Huh?" gumam si pemilik apartemen mewah dengan tampilan necis melihat lampu apartemennya menyala. Sudut bibirnya tertarik keatas saat lagu Leaving on a Jet Plane karya John Denver mengalun lembut, ini adalah playlist miliknya. New memang menyukai musik country sejak dulu.
Setelah melepaskan alas kaki dan menggantinya dengan slipper New melangkah masuk, sengaja langsung berbelok kanan ke arah dapur karena suara desisan minyak.
"Hey" sapa pria tampan yang sedang memegang gagang frying pan dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya ia istirahatkan di pinggang. New tidak langsung menjawab, matanya meneliti penampilan si pria tampan, kemeja berwarna dark blue itu melekat dengan pas, lengannya yang digulung hingga siku memberikan New tontonan gratis tangan berurat, he's so sexy.
"Why spaghetti?" tanya New duduk di atas kitchen stool dan membiarkan blazer-nya tersampir di pinggir meja granit berwarna kelam yang kini menjadi tumpuan kedua siku New.
"Whi spighitti" ejek Tay sambil mengangkat frying pan dan menuangkannya pada piring datar di hadapan New.
"Percuma apartemen mahal kalo ga ada makanan. Ini spaghetti juga kadaluarsa minggu depan ya!" tambah Tay sambil menepuk pelan tangan New yang sudah siap dengan garpunya. New merengut dan menjauhkan kembali tangannya, membiarkan Tay menaburkan dry parsley sebagai pemanis aglio e olio yang ia buat. Beruntung Tay masih menemukan bawang putih dan olive oil di dapur New.
"Yang masak dulu!" potong Tay sambil mengarahkan tangan New ke mulutnya dan melahap gulungan spaghetti yang menggantung di garpu.
Tay mengangguk-angguk sambil mengunyah, memuji masakannya sendiri.
"Katanya ada sidang? Baru jam 8 loh ini" tanya New dengan mulut penuh.
"Ck, ditunda lagi. Saksinya sakit, katanya" jawab Tay sambil mengelap minyak yang menempel di sekitar dagu New dengan tissue, masih setia berdiri di balik kitchen island.
New hanya menaikkan alisnya sebagai respon, kembali menunduk dan menyedot spaghetti dengan cepat seperti vacuum cleaner. Tay menumpukan kedua telapak tangannya di pinggir meja, memperhatikan New yang sedang lahap.
"Off mau nikah"
New mengangkat kepalanya kembali, menunjukkan wajah bingung dengan pipi yang menggembung karena makanan di mulut,
"Sama siapa?" tanyanya setelah menelan habis isi mulutnya.
Tay terkekeh, bukan hanya dirinya yang salah paham tentang hubungan Off dan Gun ternyata, "Si boncel" jawab Tay dengan sisa tawa di bibir.
"Gun?" ulang New setengah tidak percaya. Ia pikir Gun dan Off sudah putus?
Tay mengangguk, menarik kitchen stool kosong ke arahnya dan duduk berhadapan dengan New.
"Kok bisa?"
Tay mengangkat bahu, mengambil alih garpu dari tangan New, "Ya bisa ternyata" jawab Tay sebelum memasukkan gulungan spaghetti ke mulutnya.
"Gue kira udah putus loh. Udah dua tahun ga ada gaungnya" New melipat kedua tangannya di atas meja, serius menginginkan penjelasan lebih lanjut.
"Ga tau si Off kesambet apaan dua minggu yang lalu tiba-tiba pengen nikah. Dikirain becanda, eh taunya dari Senin udah ngomong mau resign ke HRD. Dan ternyatanya lagi manusia sinting ini udah ngomong juga minggu kemaren sama orang tuanya Gun. Ngegas banget" Tay tertawa diujung kalimat, membuat dimple kecil di sudut bibirnya terlihat.
"Satu suap lagi" perintah New sambil menunjuk mulutnya yang terbuka. Tay Tawan menurut tentu saja.
"Dah mau mandi dulu" pamit New turun dari kitchen stool dan membawa blazer-nya masuk ke kamar.
"Ya ampun udah dicari-cari di condo malah disini!"
Suara Tay dari dalam walk-in closet New membuat pria yang sudah bersandar santai di atas tempat tidur itu menoleh ke arah pintu walk-in closetnya.
Tay keluar dengan sumringah dan berpose di depan pintu, "Kok kaosnya bisa disini sih?" tanya Tay menunjuk kaos putih polos yang sedang ia kenakan.
New mengerutkan dahinya mencoba berpikir, "Kayaknya gue yang yang bawa" jawab New santai, kemudian kembali fokus pada layar ipad di tangannya.
Tay yang girang menemukan kaos kesayangan yang ia cari-cari beberapa minggu terakhir melompat tidak tahu diri ke arah tempat tidur, akibatnya king size bed itu berguncang hebat. Meskipun sudah kebal New tetap kaget dan hampir menjatuhkan ipadnya.
Tidak peduli dengan decakan si empunya tempat tidur Tay menyamankan kepalanya di atas perut terlatih New, mengambil satu lengan berisi New untuk dipeluk.
"Kapan rencana itu anak berdua mau nikah?" tanya New dengan mata masih terfokus pada layar ipad.
"Belum tau sih. Paling cepet banget banget ya akhir tahun ini. Kerjaannya banyak yang belom beres. Itu juga kalo mereka nikahnya ga banyak mau, sekarang aja udah Mei kan" jawab Tay sambil menatap langit-langit kamar dengan satu tangan masuk ke lengan baju New, Tay suka mengelus bisep disana.
Tay terkikik mengingat percakapannya dengan Off dua minggu lalu, "Mau jadi bapak rumah tangga katanya, Jumpol, Jumpol"
"Bisa gitu ya, si Gun yang dulu pacarnya dilirik orang lewat langsung insecure setengah mati sekarang malah cuek banget sampe berani ninggalin bertahun-tahun" imbuh New masih dengan satu tangan sibuk pada ipad.
"Karma fuckboy ini mah!"
"Liat deh"
tw : dirty talk, sex toys mentioning. Feel free to skip if you're underage. Be wise.
Tay mengambil ipad New yang diarahkan ke hadapan wajahnya, "Anjir, gue kira lo dari tadi ngurusin kerjaan New!" Tay tergelak melihat beberapa gambar butt plug di layar persegi panjang itu.
"Yang ini aneh banget njir sampe pake ekor gitu" komentar New sambil menunjuk satu gambar.
"Kenapa? Mau beli?" ejek Tay terus-menerus men-scroll layar, mulut dan tangannya tidak sinkron memang.
New mengangkat bahunya sambil mencibir.
"Ga perlu lah, I have this" Tay mengangkat lima jarinya ke depan wajah New.
New mendengus, "Sekarang aja berani lo, dulu mau nyium doang udah engap-engap kayak ikan ga dapet air" telunjuknya menyentil hidung Tay pelan.
"Practice makes perfect, baby" balas Tay mengembalikan ipad milik New agar disimpan di atas nakas.
"Tapi kalo diinget-inget skill gue emang jauh mengalami peningkatan sih, ngaku deh lo" todong Tay dengan telunjuk mengarah ke ujung hidung New.
New menepis tangan Tay, "Iyain, umur ga ada yang tau" jawabnya enteng.
"Halah, gausah munafik lo, baru pake jari doang udah merem-melek" Tay masih tidak mau kalah, tetap kekanakan.
"Ih, mulut lo makin kotor ya kalo diliat-liat. Siapa sih yang ngajarin?" New menepuk mulut Tay berkali-kali.
"You're a great teacher, baby"
22 Juli 2020.
a.n. : Giliran nulis side story aja lancar jaya, pas nulis main story malah banyakan istirahatnya. Siapa? Gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME - TayNew (Side Story)
RandomSomewhere in the future of HOME - TayNew where the story focus on their relationship. Please check the main story first, if you haven't.