Tawan Brengsek

3.2K 282 18
                                    

Timeline : Tay Tawan di semester terakhirnya sebagai mahasiswa hukum.


Tay cemas bukan main saat mendapat panggilan pukul dua dini hari. Terlebih panggilan tersebut dari pihak kepolisian menggunakan nomor New, manusia yang sudah berusaha ia hubungi berkali-kali hingga jatuh tertidur. Jika tidak bisa pulang ke Bandung saat weekend New pasti selalu memberi kabar. Kali ini tidak, sejak jumat sore pesan dan panggilan Tay tidak digubris, hingga pukul dua pagi ia diberitahu jika New dilarikan ke IGD karena depresi pernapasan akibat alcohol intoxication. Sambil menahan lututnya yang menggigil Tay memacu mobil menuju Jakarta pagi itu juga.

Kepalanya bagaikan dipukul benda keras saat melihat New yang terkulai lemas menggunakan mask untuk mendapat oxygen therapy. Tidak berhenti disitu, polisi yang berjaga juga memberitahunya bahwa beberapa orang yang ikut minum bersama New tertangkap tangan menggunakan narkoba, sehingga New juga perlu diperiksa sampel darah dan urinnya. Tay menghela napas, New selalu membuatnya terkaget-kaget dengan berbagai hal.


Beruntung.

Hanya itu yang dapat terpikir oleh Tay saat keesokan harinya New diperbolehkan pulang dan dinyatakan negatif menggunakan narkotika. Setelah dimintai keterangan New diberi izin untuk dibawa pulang.

Dalam perjalanan menuju Bandung Tay hanya diam. Setelah memastikan New dalam keadaan nyaman dan tidak kedinginan, mulut itu terkunci rapat. New sesekali mencuri pandang, wajah serius Tay membuatnya menciut dan memilih tidur selama perjalanan.

Tay membawa New ke kosannya, terlalu malas membangunkan New untuk bertanya apakah New membawa kunci condominium atau tidak. Melihat New yang masih tertidur Tay memilih untuk tetap duduk di mobil, sekali lagi terlalu malas untuk membangunkan New.

Pukul 5 dini hari, satu jam setelah sampai di parkir kosan Tay, New akhirnya terbangun. Dengan mata masih mengantuk ia melihat ke sekeliling. Baru saja akan membuka mulut untuk bertanya, Tay segera turun dari mobil, membuat New mau tidak mau bergegas turun mengikuti Tay Tawan yang sedang bertanduk.

New hanya menurut saat Tay menyuruhnya kembali tidur, lagi-lagi saat New akan membuka mulut Tay Tawan memilih tidur membelakanginya.

Pukul dua siang New terbangun karena suara televisi. Saat mendongak ia menemukan Tay tengah duduk bersandar pada headrest di sampingnya, menatap lurus pada layar datar yang tengah menampilkan variety show itu. New mengambil posisi duduk, beringsut mendekat pada Tay Tawan yang tatapannya masih lurus,

"Tay.."

Tidak digubris.

"G-gue minta maaf, ga ngabarin sebelum pergi sama anak-anak. G-gue ga tau kalo bakal minum sebanyak itu. Gue juga ga tahu sumpah, kalo ada yang make"

New berhenti sejenak, memperhatikan air muka Tay, tetap datar.

New menunduk, memainkan ujung t-shirt milik Tay yang ia kenakan.

"Tay.. " bisik New mengguncang lengan berisi Tay Tawan, sentuhannya tidak ditanggapi, juga tidak ditolak.

"Tay!" rengut New mendekap kedua pipi Tay dengan telapak tangannya dan memutar kepala itu agar dapat bertemu mata. Tay ikut saja, membiarkan matanya segaris dengan mata memohon New, begitu tekanan di pipinya tak lagi dirasakan Tay kembali memutar kepala lurus ke arah televisi.

"Ck! Tay!"

New mulai tidak sabar. Ia naik ke pangkuan Tay yang kedua kakinya diluruskan, sengaja menjadikan tubuh besarnya penghalang pandangan Tay ke televisi.

HOME - TayNew (Side Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang