Never Enough - Anniversary Special

3.1K 280 74
                                    

Timeline : Jumat, 16 November 2029 - Minggu 18 November 2029.

Warn : 3,2k words!



Jumat, 16 November 2029 17.05 WIB.

New mengetukkan kuku pada kemudi berkali-kali. Ini sudah setengah jam dari janji semalam dan si pembual Tay Tawan belum juga terlihat batang hidungnya di parkiran yang mulai sepi. New berdecak sebal, fakta bahwa ia sengaja mengambil cuti hari ini agar dapat mempersiapkan tenaga dan kebutuhan untuk pergi ke Bandung sementara Tay santai-santai saja dan tetap berangkat ke kantor agak mengguncang harga diri New. Tidak mau menjadi pihak yang terlalu banyak memberi cinta. Halah!

New mendongakkan kepala, melihat ke arah langit. Cahaya matahari sudah mulai redup. Hari ini adalah hari Jumat, dan perjalanan ke Bandung dijamin tidak akan mudah, apalagi di malam hari.

"Ck!" lagi-lagi New berdecak. Ponsel dan dompet sudah dikantongi dan dengan bumbu jengkel ia akhirnya turun. Sejujurnya bertahun-tahun Tay bekerja di sini New tidak pernah sama sekali menginjakkan kakinya lebih jauh dari parkir, itupun hanya duduk di dalam mobil.

Suara pintu mobil terkunci mengantar langkah New yang dibuat cepat. Sambil menempelkan ponsel ke telinga, New memencet angka 5 pada tombol lift. Seingatnya kantor Tay ada di lantai 5 dan 6, New memutuskan untuk mencari Tay di lantai 5 terlebih dahulu.

Sesampainya di lantai 5 New tampak kebingungan harus mencari Tay kemana, tak banyak orang yang berlalu lalang. Meskipun ada, mereka terlihat sedang sibuk.

New kembali mencoba menghubungi Tay untuk kesekian kalinya, lagi-lagi tidak aktif.

Ia baru saja membuka mulut hendak bertanya saat tak sengaja bertemu pandang dengan seorang pria yang tampak menatapnya beberapa saat. Tapi kemudian pria itu berjalan dengan cepat, menghindari New.


"Hareudang! Hareudang! Mampus lo Tay disamperin pacar lo sampe sini!" pria berusia pertengahan tiga puluh itu tiba-tiba berseru tanpa salam di depan ruangan Tay yang pintunya terbuka.

Tay yang sedang berdiskusi serius dengan dua orang pengacara magang menatap seniornya santai, pria itu memang sering tidak jelas.

"Lo katanya mau pulang, Bang?" tanya Tay acuh, kembali membaca tumpukan kertas yang sedang terbuka.

Pria yang dipanggil 'Bang' oleh Tay masuk ke ruangan sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada,

"Jumat loh ini, ga weekend-an lo pada?" celetuknya mengintip tiga orang yang sedang mengelilingi meja dengan berbagai kertas berserakan itu.

'Weekend?'

Tay refleks menoleh pada paper bag yang sengaja ia letakkan di bawah meja tadi pagi. Astaga!

"Serius lo, Bang?" akhirnya Tay menanggapi seniornya dengan sepenuh hati, punggung ditegakkan dengan mata dibuka lebar-lebar.

"Liat aja kalo ga percaya" jawab senior Tay dengan santai sambil mengangkat bahu.

Tay berdiri dari duduk, menatap curiga pada seniornya hingga keluar dari ruangan dan menoleh ke kiri dan ke kanan.

"Tadi sih gue liatnya masih depan lift, ga tau sekarang" tambah si senior santai.

Tay melangkah dengan cepat keluar dari lorong yang penuh dengan pintu-pintu kemudian berbelok ke kanan. Benar saja, New sedang berbicara dengan seseorang di ujung sana.

"New!"

Merasa terpanggil New menegakkan kepala dan keduanya bertemu pandang. New kembali berbicara dengan wanita yang lebih pendek darinya, menganggukkan kepala beberapa kali sebelum melangkah santai dengan tatapan membunuh ke arah Tay.

HOME - TayNew (Side Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang