"Apa gue susulin aja ya, Peng?"
"Ngaco lo! Awas aja lo sampe ninggalin kerjaan, bagian lo aja telat mulu pake sok-sokan mau nyusul!" Off marah mendengar pikiran impulsif sahabatnya.
"Udah sepuluh hari, Peng. Mbak udah nanya-nanya. Ntar kalo sampe mbak bocor ke Mama sama Papa bisa makin kacau" Tay bersandar pada pembatas di balkon pantry, tempat istirahat favorit.
"Bilangin baik-baik coba. Kali aja takut pulang gara-gara lo marahin mulu" Off menghela napas, bosan dengan keluhan Tay yang itu-itu saja hampir seminggu.
"Udah ga diangkat-angkat lagi telfon gue"
"Mintain tolong New lah, kan dia yang ngasih. Sasin ga bakal berani macem-macem itu"
Tay menghela napas mendengar usulan Off, "Itu dia masalahnya"
"Nomer gue udah lima hari di blokir sama New" lanjut Tay, tahu Off menginginkan penjelasan lebih lanjut.
Off memutar bola mata bosan, "Lo masih mau gue tanggepin atau engga?"
Tay menoleh, menatap Off bertanya.
"Lo berdua bego. Yang jadi masalah kan Sasin yang kabur kenapa malah lo berdua yang berantem? Harusnya di saat kayak gini lo sama New yang bujukin adek lo"
"Lo ga ngerti, Peng. Lo coba deh, Gun diem-diem ngasih duit ke kakak lo, banyak lagi, dipake buat yang gak bener, marah gak lo? Gue bingung ya, akhir-akhir kok gue berasanya New ngegampangin gue banget" cerita Tay, kembali menatap jauh kepada gedung-gedung tinggi di depannya.
"Perasaan lo aja kali. Ya kalo emang gitu coba lo jelasin baik-baik ke New, kalo yang kayak gini lo ga bisa toleransi. Pentingan mana sekarang Sasin pulang apa lo berantem sama New? Gue yakin nih lo berdua ribut-ribut kayak di apartemen gue beberapa bulan yang lalu pasti" tebak Off tepat.
"Jangan tanya lagi, gue diusir cok dari apartnya!" jawab Tay membenarkan.
Off menggeleng-geleng, the temper of them is really something!
"Shit-" New mengerem langkah–kaget saat mendapati Tay duduk di ruang tengah yang langsung berhadapan dengan pintu masuk apartemen.
"Lo ga pernah belajar manner ya, masuk rumah orang ga pake ijin. Ada aturan hukumnya kan tentang trespassing" sindir New yang berlalu di hadapan Tay sambil menenteng blazer.
"You blocked my number" Tay bangkit dari duduk, mengikuti New yang bergerak menuju kamar.
New berbalik dengan cepat membuat Tay harus mengerem mendadak, "For the sake of my insanity and STAY here. The least you can do after trespassing to my place!" ucap New tegas, kembali berbalik dan masuk ke kamar.
Keduanya kini duduk saling berhadapan di meja makan. New bersandar santai dengan kedua tangan dilipat di dada dan Tay menyatukan kedua ujung jarinya dengan siku bertumpu di atas meja.
"Sebelum ke Sasin yang ga pulang-pulang sampe sekarang, gue serius soal lo udah kelewatan batas New" buka Tay menatap New tajam.
"Dan gue masih tetep ga ngerti bagian mananya yang ngelewatin batas. I just helped him who's stressed by his study and his brother who's shouted to his face" balas New tidak mau kalah.
Tay sudah hampir terprovokasi karena sindiran yang diselipkan New di ujung kalimat, beruntung ia segera mendapat waras.
"Oke. Gue mau tanya, seberapa banyak lo ngasih uang ke Sasin?" Tay berusaha bertanya baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME - TayNew (Side Story)
RandomSomewhere in the future of HOME - TayNew where the story focus on their relationship. Please check the main story first, if you haven't.