Abnormal Normal-Day

2.3K 260 39
                                    

New, 27 tahun; Manja.



New sudah terbangun sejak setengah jam yang lalu. Rambut berantakan, wajah sembab, punggung terekspos tanpa kain. Ah! Satu lagi! Kepala berdenyut.

Bak mayat, tak ada pergerakan saat suara peringatan pintu terbuka menggema. Langkah kaki mendekat tak dihiraukan, ketukan pintu diacuhkan.

Krieet..

Satu langkah, dua langkah..

"Ck udah bangun ternyata"

Cup!

Pipi tembam yang sedikit menonjol karena terdorong bantal dikecup sekilas.

New masih termenung menatap gorden, gerakan kasur yang dibuat Tay saat duduk di pinggir tempat tidur tak membuat mata memerah nan sembab itu berkedip.

"Wake up baby, it's a good day to go out" elusan di puncak kepala kembali mengantar New untuk menutup mata.

Matahari sudah tinggi, tentu. Tengah hari bahkan sudah lewat. Tapi New baru tidur nyenyak kemarin malam, itupun karena kepalanya dibebani alkohol dari wine jamuan pesta semalam, peresmian gedung baru cabang perusahaan telekomunikasi yang persiapannya mengubah New menjadi robot, tak kenal istirahat dan weekend.

"Kakek-kakek brengsek. Udah dibilangin gue ga minum" rutuk New menekan kepala dengan telapak tangan.

Tay tertawa, raut kesal New terlihat menggemaskan dimatanya. Budak cinta memang.

"Kok mata kamu jadi gini sih?" Tay lagi-lagi terkikik saat menyadari mata New sembab, ibu jari ia sapukan pada kelopak New yang kembali tertutup.

New beringsut, mempersilahkan diri untuk meletakkan kepala di atas paha kekasihnya. Sengaja menekan rapat-rapat wajah bengkak yang ditertawakan Tay ke perut kekasih yang kikikkannya masih tersisa.

"Jamuan kayak taik yang gedenya sekuku bikin laper. Eh pas banget ada mi dua bungkus di lemari. Punya kamu ya?" New acuh saat Tay kegelian karena gerakan bibir yang menempel di perut Tay.

Lagi-lagi Tay terkekeh, tidak peduli New ikut terguncang karena gerakannya.

"Pantes ada bunyi perang gitu ya barusan" seruan Tay ditujukan pada suara khas kelaparan yang sempat masuk ke pendengaran.

"Mandi gih, kita makan keluar yuk!" Tay ketagihan mengelus rambut berantakan New nampaknya.

New mengangguk kemudian menggeleng.

"Apaan sih? Iya apa enggak nih?" Tay masih mengelus rambut berantakan New di atas pangkuan.

"Mau mandi, tapi ga mau makan di luar"

Tay menghela napas, sabar. New sudah bekerja keras beberapa minggu ke belakang, tak ada salahnya banyak mau seperti ini.

"Yaudah mandi sana!"

Gelengan diberikan New, "Mandiin"

Tay hampir saja tersedak ludahnya sendiri, "Ga janji mandi doang ya kalo aku yang mandiin" niat Tay hanya menggoda.

"Terserah yang penting aku ga gerak, mager"

'Anjing!' umpat Tay dalam hati.

"Yaudah. Cepetan bangun!" Tay menepuk lengan New yang tak tertutup apapun. Suara kulit bertemu kulit terdengar.

"Gendong"

Astagaaaaa!!


"Ocucu udah wangi anak Papa" goda Tay setelah menarik sweater abu-abu turun, melengkapi pakaian kekasih hati yang benar-benar enggan menggerakkan satu jaripun.

HOME - TayNew (Side Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang