Derap langkah yang cepat setelah suara pintu terbuka melumpuhkan seluruh anggota gerak New. Ia hanya mampu berdiri dari duduk dan membeku.
Brugh!
Tidak ada suara selain bunyi napas terengah-engah. Ruang tengah yang luas itu sunyi.
"Te.." bisikan bergetar yang memecah sunyi.
Sebuah anggukan di bahu New menjawab.
"Te?" pertanyaan yang lebih keras.
Lagi-lagi New merasakan anggukan di bahu.
"Te!" teriak New sadar, melepas paksa pelukan Tay untuk menangkup wajah Tay Tawan yang memerah dan sedikit berair karena keringat. Ia berlari.
"Te! Ya Tuhan!" teriak New sekali lagi meraba wajah Tay dengan kedua tangan, meyakinkan diri bahwa ia tidak berhalusinasi.
Tay mengangguk cepat, "Aku disini"
New memeluk Tay kuat-kuat. Ngilu karena pelukannya dipikirkan nanti, yang penting saat ini seluruh sarafnya harus merasakan kehadiran Tay Tawan, kekasihnya yang kembali.
"Tay! Tay!" teriak New histeris melonjak-lonjak sedikit sambil terus meremas Tay dalam pelukan. Tay yang sekujur tubuhnya meremang karena memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi, berlari-lari mencurigakan melewati lobi menuju elevator, terseret oleh gerakan New. Keduanya oleng, beruntung jatuh ke atas sofa dan Tay masih punya kesadaran untuk menahan beban tubuh agar tidak menimpa New yang masih larut dalam euforia, kemudian menangis dalam diam.
Tay memperbaiki pelukannya kepada New, mengecup puncak kepala kekasihnya lama,
"Aku pulang"
New memejamkan mata saat sapuan ibu jari Tay terasa di kelopak matanya yang bengkak. Ah, sentuhan ini, New merindukannya.
Keduanya duduk berhadapan di atas sofa, sama-sama bersandar miring pada sandaran empuk berbalut oscar. Kedua tungkai New terlipat, berada di atas pangkuan Tay dan kepalanya bersandar pada lengan Tay yang terjulur. The intimacy he has yearned since months ago.
New masih memejamkan mata saat Tay ikut meletakkan kepala di atas lengannya sendiri, sudah lama tidak melihat New dari sedekat ini.
"New.." bisik Tay masih menggerak-gerakkan ibu jari di bawah mata New yang tertutup.
"Aku-"
"Oke. Let's talk about this for the last time. Just five minutes. I'm glad you're back. Yang perlu kamu tau I adore you for who you are. I adore Tay Tawan yang selalu jadi tempat aku pulang, dan aku menolak semua pemikiran-pemikiran kamu tentang pantas ga pantas itu. Titik. Your turn, quickly, time is ticking" potong New cepat dan menatap Tay sungguh-sungguh.
Tay tergagap. Semua kalimat yang telah ia susun sepanjang hari tiba-tiba berantakan, tidak ada satupun yang berhasil keluar selain,
"Maaf"
New menghela napas, mengusalkan pipi pada lengan Tay, "Udah lah Te. Setidaknya kita tau 'break' isn't our thing and honesty is the most appropriate choice"
Tay kembali memandangi wajah New yang hanya berjarak dua jengkal.
"Time's up. Pembahasan tentang ini ditutup" putus New sambil membalas tatapan Tay.
Keduanya kembali saling berpandangan dalam diam. Ada berbagai emosi yang berkelabat tapi kerinduan adalah yang paling kentara.
Tay menurunkan tangannya yang berada di wajah New, membiarkan satu-satunya lengan yang terbebas itu beristirahat di atas paha New.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME - TayNew (Side Story)
RandomSomewhere in the future of HOME - TayNew where the story focus on their relationship. Please check the main story first, if you haven't.