Timeline : A moment in the 9th years of relationship. November 2029.
a. n. : Don't expect to much, it's nine years we're talking about.
New menajamkan telinga meski mata terpaku pada layar televisi dan satu tangan sibuk menyuapkan popcorn ke dalam mulut.
"Nah iya bener. Ntar kalo masih banyak yang bingung lo tandain aja. Senin kita bahas di kantor. Oke. Iya sama-sama. Malam" Tay menurunkan ponsel setelah panggilan diputus dan meletakkannya di atas nakas.
"Siapa?" pertanyaan 'santai' New sambil mengunyah popcorn. Dalam hati mengutuk siapapun itu yang berani mengganggu netflix and chill malam minggunya bersama sang kekasih.
"Pengacara magang. Masih kaget soal kerjaan" jawab Tay santai dan kembali masuk ke bawah duvet, menyamankan posisi agar New dapat bersandar di dalam rengkuhannya.
"Mumpung masih magang kasih tau tuh, nanyain kerjaan kok tengah malem. Weekend lagi" gumam New bersungut-sungut, mencari posisi bersandar yang paling nyaman dalam rengkuhan Tay.
Tay hanya tersenyum, tak menanggapi omelan New karena ia tak mau ketinggalan tontonan lebih jauh. Kamar remang apartemen New kembali hanya diisi dengan suara percakapan kedua tokoh utama di televisi.
"Cantik?"
Tay mengangkat alis, "Hah, kenapa?" tak sadar dengan ucapan New karena benar-benar terlarut menonton sambil mengelus perut rata kekasihnya dibalik piyama.
"Atau ganteng?" lanjut New tanpa mempedulikan pertanyaan Tay.
Tay tidak ambil pusing dengan pembicaraan tidak jelas New karena pundak kekasihnya yang sedikit terekspos itu jauh lebih menggoda. Tay menunduk, nibbled at his bf's sandalwood-scented shoulder.
"Netflix is over?" New mendongak, menatap Tay dengan senyum miring.
"Netflix is over" tukas Tay sebelum menerjang sang kekasih yang tiba-tiba lupa dengan kecemburuannya.
"Te, hari ini pulang ke apart ga?"
Dua teguk iced coffee mengaliri kerongkongan Tay sebelum menjawab, "Belum tau sih. Kenapa, hm? Kangen ya" goda Tay tak dapat menahan senyum.
Decakan terdengar dan berhasil menarik senyuman Tay semakin lebar. Makan siang di dalam ruangan terasa lebih nikmat.
"Kamu pulang jam berapa emang?"
Kursi digerakkan ke kiri dan ke kanan oleh Tay sambil menyandarkan kepala pada head rest, masih dengan senyum.
"Kalo ga ada yang diundur harusnya jam sembilan udah pulang sih. Mau—"
"Mas—eh! Maaf"
Tay menunjuk ponsel yang menempel di telinga kiri sebelum menunjuk kursi kosong di seberang mejanya. Wanita awal dua puluh yang baru saja meminta maaf itu masuk dengan langkah dipelankan agar tak menimbulkan suara dan mengambil tempat pada kursi kosong yang ditunjuk.
"Eh, jam berapa tadi?" Tay mengambil iced coffee yang tinggal sedikit kemudian meminumnya cepat sebagai langkah penghematan waktu karena setelah panggilan New berakhir ada pekerjaan yang sudah menunggu.
"Jam sembilan" suara New tiba-tiba terdengar ketus, "Iya. Aku kangen"
Uhuk! Uhuk!
Tay terbatuk dengan pernyataan ketus New tepat sebelum sambungan diputus sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME - TayNew (Side Story)
RandomSomewhere in the future of HOME - TayNew where the story focus on their relationship. Please check the main story first, if you haven't.