Timeline : D-Day Pernikahan Off dan Gun di salah satu hotel di Jogja.
Bgm : Untuk hati yang terluka - Isyana Sarasvati. It is recommended to listen to this song while reading the parts below (link in the comment).
Pernikahan Off dan Gun sangat privat, tidak banyak yang harus dipersiapkan mengingat keduanya tidak menggunakan adat sama sekali. Prosesi pernikahan dilakukan di taman belakang hotel, dimulai pukul 4 sore. Kemudian dilanjutkan dengan family dinner di ballroom hotel yang sama. Benar-benar intim, hanya keluarga dan teman dekat.
Malamnya keluarga inti Off dan Gun beserta pengantin baru tentunya, menginap masih di hotel yang sama. Mereka akan berangkat liburan besok pagi ke Raja Ampat, family time sebelum kedua keluarga ini ditinggal Off dan Gun yang akan menetap di Amerika.
New yang mengosongkan waktu dua hari demi pernikahan sahabatnya memilih untuk ikut menginap di hotel. Saat ditanya kenapa oleh kedua orang tua Tay, New beralasan banyak pekerjaan yang ingin ia selesaikan. Tidak enak rasanya menginap di rumah Tay seperti biasa tapi ia si tamu malah sibuk sendiri. Kebenarannya, entahlah.
Tay Tawan lantas tidak terima begitu saja, meskipun selalu tidur di kamar terpisah saat menginap setidaknya ia bisa cuddle manja sebelum tidur jika New ikut pulang bersamanya.
"Sudah, sudah, kayak anak kecil deh kamu. New-nya mau kerja ntar kalo di rumah kamu gangguin" lerai Mama.
"Lebay lo!" tambah mbak yang sedang meninabobokan bayinya yang masih 5 bulan.
Tay menatap mbak dan New tidak suka, menduga-duga keduanya bersekongkol.
"Kalo gitu aku ikut nginep sini ya, Ma, Pa?" Tay memohon pada kedua orangtuanya. Papa sudah menghela napas pasrah, Tay menatap Mamanya memohon.
"Yo wis. Di rumahpun kamu pasti mencak-mencak ditinggal New, nyusahin" jawab Mama final.
Dan disinilah Tay Tawan sekarang, menemani New jalan-jalan di sekitar hotel setelah family dinner dibubarkan.
New tidak banyak bicara setelah keduanya mengganti pakaian santai, terima-terima saja saat Tay menautkan jari dan berjalan bersisian menelusuri trotoar yang berwarna oranye karena lampu jalan.
Tay sudah berkali-kali mencuri pandang, mencari momen untuk mengajak New bicara sampai pada akhirnya keduanya melewati minimarket, New mengerem langkah.
"Tee"
"Ya, kenapa, kenapa?" tanya Tay antusias.
"Boleh ya, satu. Eh bukan, bukan, tiga?" New memohon sambil menunjuk pintu minimarket dengan dagu.
Tay butuh waktu beberapa detik sebelum mengerti maksud New, akhirnya ia hanya bisa menghela napas, "Dua" ujarnya singkat.
New menghembuskan asap putih yang keluar dari mulutnya, membiarkan hasil pembakaran nikotin itu terbang mengikuti manusia-manusia yang berlalu lalang disekitar tempatnya duduk. Tay yang ikut duduk di sebelah New hanya diam, menikmati kopi instan beserta kesibukan para penikmat pemandangan malam.
"Kamu mau makan sesuatu gak?" tanya Tay tanpa menoleh. Ada hal yang mengganjal pikiran New saat ia merokok, Tay tahu itu. Rokok adalah satu-satunya pelarian New setelah berhenti mengonsumsi alkohol beberapa tahun lalu, saat ia dilarikan ke IGD karena intoksikasi alkohol.
New menggeleng, kembali menjepit batang rokok diantara kedua bibir, menghisapnya dalam-dalam hingga pipinya mencekung, kemudian sedikit mendongak untuk menghembuskan asap tanpa putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME - TayNew (Side Story)
RandomSomewhere in the future of HOME - TayNew where the story focus on their relationship. Please check the main story first, if you haven't.