33

2.8K 312 58
                                    

Bugh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Pukulan-pukulan kencang di layangkan Alvaro dan Prince. Tentu mereka menikmatinya, karena kedua nya sangat menyukai bela diri.

Darah segar keluar banyak dari wajah kedua orang itu, karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Sedangkan Verra bergetar ketakutan, baru pertama kali nya ia melihat pemukulan sadis di depannya.

"Ss–stop," lirihnya memejamkan mata. Kenzie yang mendengarnya tersenyum miring.

"Prince, Al. Berhenti," seru Kenzie pada kedua teman nya.

"Kenapa ?" tanya Alvaro menoleh pada Kenzie.

Kenzie mendekati Verra. "Lo mau ngaku ?" tanyanya dengan tatapan tajam pada cewek itu, mengabaikan pertanyaan Alvaro.

Bibir Verra bergetar. Sungguh ia sangat ketakutan. "I–iya, aku mau nga–ku," ucapnya terbata-bata.

"Tapi gue mau lo bicara dengan lancar. Tanpa ada gagu kaya tadi," perintah Kenzie dingin.

Verra mengangguk pelan. Setelah dapat anggukan dari Verra, Kenzie mengeluarkan ponselnya dan menekan perekam suara.

"Cepat ngomong!"

"A-aku—"

"Yang benar!" bentak Kenzie membuat Verra memejamkan mata nya. "Maaf."

"Kalau lo masih gagu, lo tau akibat nya," ancam Kenzie.

"Kamu ancam aku ?" tanya balik Verra. Walaupun sudah di sudutkan masih saja melawan.

Kenzie mengerahkan rahang untuk menahan emosi. Ia tidak ingin memukul cewek di depannya karena masih butuh pengakuannya. "Lo masih berani melawan ?!"

"Kamu lupa, ayah aku pemilik rumah sakit jantung. Kalau kamu perlakukan aku kaya gini, aku bisa suruh mereka blacklist Alice dari daftar penerima donor jantung," ucap Verra terdengar meremehkan.

Kenzie mengepalkan tangannya. "Lo–"

"Ken, ada abang gue. Lo nggak harus bergantung sama cewek ular kaya dia," potong Prince santai dengan menepuk bahu Kenzie dua kali.

Kenzie baru ingat. Kakak nya Prince adalah seorang dokter specialist jantung dan dia juga pemilik rumah sakit khusus jantung.

Setelah mendengar ucapan Prince. Verra langsung berubah rawut wajahnya menjadi tegang dan keluar keringat dingin. Satu-satu nya cara agar dia terbebas, telah gagal. "Ken–"

"Dengar! Lo nggak akan pernah bisa bebas dari gue! Sekarang lo ngomong dengan lancar dan jujur atas perlakukan lo sama Alice!" perintah Kenzie dengan bentak kan.

"Ken, tapi—"

"LO BUDEK!"

Verra menunduk, ia sangat takut dengan tatapan tajam Kenzie yang menusuk. "I-iya-iya aku ngomong," pasrahnya.

𝟶𝟸. ᴋᴇɴᴢɪᴇ & ᴀʟɪᴄᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang