Eight

23.1K 4.4K 218
                                    

Pangeran ingin sekali menjungkalkan Ara ke bawah. Gadis tidak tahu malu itu sedang berjongkok di atas jok mobilnya. Masih mending jika tidak memakai alas kaki. Justru Ara memakai sepatunya yang sudah basah dan kotor, dan itu benar-benar membuat mobil Pangeran menjadi kotor.

Tangan Ara bergerak menyentuh mobil Pangeran dan tak sengaja memencet tombol di radio mobil Pangeran. Gadis itu terkejut saat mendengar suara yang berasal dari sana. Ara memukulnya.

"Apakah ada orang di dalam?!" tanyanya seperti orang bodoh. Tangannya terus memukul radio mobil Pangeran. Pemuda itu melotot lalu menyingkirkan tangan Ara dari sana. Bisa-bisa rusak mobil mamanya kalau begini caranya.

"Lo ngapain, sih?! Duduk anteng bisa nggak?!" ujar Pangeran kesal.

"Kasihan sekali orang yang berada di dalam sana. Apakah dia bisa bernapas? Bagaimana kalau dia sampai mati?" tanya Ara.

Pangeran mengacak rambutnya. Ingin sekali ia menendang wajah Ara yang benar-benar seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa. "Lo itu bikin gue stress tau nggak?!"

"Aku?" Ara menunjuk dirinya. "Menurut rakyat di negeriku, aku ini pembawa keberuntungan walaupun sering membuat onar."

"Keberuntungan? Pembawa sial, lo bilang keberuntungan? Jangan ngaco deh!"

"Aku tidak berbohong. Kapan-kapan aku ajak kamu ke negeriku," balas Ara.

"Rumah sakit jiwa maksud lo?"

"Apa itu rumah sakit jiwa?" tanya Ara tak mengerti.

"Tempat orang gila kayak lo," jawab Pangeran.

"Aku tidak gila. Bagian mana yang mengatakan kalau aku gila? Coba jelaskan padaku, supaya mengerti," jawab Ara.

"Males, pokoknya banyak!"

"PANGERAN AWAS!"

Pangeran mengerem mobilnya dengan cepat hingga membuat tubuh keduanya terdorong ke depan. Melihat sekelilingnya yang berjalan normal, Pangeran tersenyum mengerikan. Dia telah dikerjai oleh gadis bodoh macam Ara.

"KELUAR DARI MOBIL GUE SEKARANG!"

                         🐚🐚🐚

Berakhirlah Ara di jalanan. Pemuda yang bernama Pangeran itu telah meninggalkan dirinya sendirian. Apakah manusia memang ada yang sejahat itu? Padahal Ara hanya melakukan hal yang sepele. Namun Pangeran sampai menghukumnya seperti ini. Ara 'kan hanya bercanda. Tetapi Pangeran menanggapinya dengan serius.

Ara cemberut. Baru saja dia ingin menikmati naik mobil manusia yang sangat canggih itu. Ia jadi ingin pulang lalu meminta ayahnya untuk membuatkan mobil seperti milik Pangeran. Cuaca terik seperti ini membuat kulit Ara terasa terbakar. Ia baru tahu kalau di bumi terasa panas sekali.

Tiba-tiba sebuah motor dengan pengendaranya berhenti di sampingnya. Orang itu membuka helm full face miliknya lalu menatap Ara yang juga tengah menatapnya.

"Ara?" ujar orang itu.

"Arka?" beo Ara membalas Arka. Kelihatannya pemuda itu baru pulang sekolah. Dilihat dari seragam dan tas yang masih melekat di tubuhnya.

"Lo ngapain disini? Terus kok nggak pakek seragam? Bolos ya, lo?" terka Arka yang sepenuhnya benar.

"Bolos? Apa itu bolos?" tanya Ara. Oh ayolah, istilah-istilah yang manusia ciptakan sungguh membuat pusing kepala Ara.

"Bolos itu nggak sekolah tanpa izin," jawab Arka memberi tahu. Sebenarnya ia merasa aneh dengan Ara karena gadis itu tidak mengetahui istilah yang tentunya semua orang tahu. Atau jangan-jangan gadis itu pura-pura tidak tahu?

Putri Dingin (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang