One

47.5K 6.7K 1K
                                    

Putri Dingin menatap takjub tempat yang sekarang dipijaknya. Matanya bergerak liar menatap bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Dari sini bangunan-bangunan itu seperti telah mencapai langit. Maklum, di negerinya tidak ada bangunan setinggi itu.

"Wah, keren!" pekiknya heboh. Keningnya mengernyit saat melihat benda-benda aneh yang memiliki roda itu melaju di jalan raya.

"Itu apa?" tanya Putri Dingin kepada dirinya sendiri.

"Itu adalah mobil dan motor," jawab temannya yang tentu saja mendengar semua perkataan Putri jika sinyal yang menghubungkan diantara mereka berdua menyala. Teman Putri Dingin yakni Tinker tetap berada di Negeri Dingin. Raja tidak mengizinkan seorang pun menemani misi Putri mencari permata ajaib.

"Mobil? Motor?" beo Putri Dingin.

"Iya, itu adalah kendaraan yang digunakan manusia untuk bepergian. Jika kita memiliki sayap, maka manusia memiliki mobil dan motor, bahkan masih ada kendaraan lainnya juga," jawab Tinker menjelaskan.

Putri Dingin mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya Putri.

"Lihat petunjuk arah yang kuberikan padamu," ujar Tinker yang membuat Putri segera mengecek tas miliknya.

Mata almond miliknya menatap peta yang berada di tangannya. Tujuannya tidak jauh dengan tempatnya kali ini. Ia hanya perlu berjalan lurus ke depan, tidak payah menyebrang. Lagi pula dirinya belum diajari Tinker bagaimana cara menyeberang jalan.

"SMA Arjuna?" tanya Putri.

"Ya, disana adalah tempat Pangeran menimba ilmu. Jalan saja kesana, setelah itu akan aku beritahukan tugasmu selanjutnya," perintah Tinker yang langsung disetujui oleh Putri Dingin.

                         🐚🐚🐚

Putri Dingin menatap bangunan besar dan kokoh di hadapannya. Matanya agak menyipit untuk melihat apa saja yang ada di dalam sana. Gadis kerajaan itu mengangguk-anggukkan kepalanya saat melihat beberapa manusia dengan pakaian yang sama tengah berlalu lalang.

"Bagaimana tugasku selanjutnya?" tanya Putri kepada Tinker.

"Buka tasmu. Di sana ada beberapa surat yang manusia pakai untuk mendaftar sekolah," jelas Tinker.

"Daftar sekolah? Jadi aku harus mendaftar terlebih dahulu?" tanya Putri Dingin.

"Iya benar. Aku telah membuatnya dengan sedemikian rupa. Aku akan mengganti pakaianmu dulu."

Mendengar ucapan dari Tinker, Putri Dingin refleks memelototkan matanya. Apa katanya tadi? Mengganti pakaian? Bagaimana jika ada manusia yang melihat dirinya tidak mengenakan baju? Oh tidak-tidak, bisa hilang martabatnya sebagai Putri dari Kerajaan Dingin.

"Hahaha, jangan panik, Putri. Kau lupa aku mempunyai sihir jarak jauh?" ujar Tinker dengan kekehan khas miliknya.

Putri Dingin menepuk jidatnya. Berada di bumi membuatnya tiba-tiba lupa seperti ini. Bagaimana ia bisa lupa dengan kekuatan super milik sahabat baiknya itu?

Dalam waktu satu detik, pakaian Putri Dingin berubah menjadi seragam SMA Arjuna. Seperti yang dikenakan oleh manusia-manusia di dalam sana.

"Sekarang masuklah. Temui kepala sekolah di dalam," perintah Tinker.

"Kepala sekolah?" beo Putri Dingin merasa kurang paham.

"Jika di tempat kita namanya guru besar. Pemilik kekuasaan tertinggi di sekolah itu," jelas Tinker yang membuat Putri Dingin paham dengan maksudnya.

Putri Dingin (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang