Pangeran segera membawa Mala ke rumah sakit yang paling dekat dengan rumahnya. Pemuda itu tengah menunggu di depan ruang rawat dengan cemas. Di dalam hati dia terus berdoa agar mamanya itu bisa terselamatkan. Pangeran benar-benar membenci papanya karena telah menyakiti mamanya. Wanita yang paling Pangeran sayangi di dunia.
Beberapa saat kemudian seorang Dokter keluar bersama dua perawat yang bersamanya. Dengan penuh harap Pangeran bertanya. "Gimana keadaan Mama saya, Dok?" tanya Pangeran.
Dokter itu menepuk pundak Pangeran pelan. "Tidak ada yang serius. Pasien sedang istirahat sekarang. Kamu bisa menjenguknya, setelah itu pergi ke ruangan saya, ya."
Pangeran bernapas lega setelah mendengar pernyataan dari Dokter Heri. Setelah mengucapkan terima kasih kepada Dokter itu, Pangeran masuk ke dalam untuk melihat sang Mama.
Di atas brankar rumah sakit, Mala berbaring di atas sana. Pangeran mengambil kursi yang ada di dekatnya lalu duduk di sebelah brankar Mala. Tangannya bergerak menyentuh tangan mamanya yang diperban.
"Cepet sembuh, Ma," ucap Pangeran lalu mengelus rambut Mala dengan penuh kasih sayang.
"Assalamualaikum."
Pangeran menatap pintu masuk ruang rawat Mala. Rupanya teman-temannya datang kemari. Pangeran memang sempat memberitahu mereka tentang kejadian yang menimpa mamanya.
"Waalaikumsalam," balas Pangeran.
Hanya Banu, Mark, Arka, dan Dadu saja yang datang. Pangeran memang hanya memberitahu kepada mereka selaku anggota inti.
"Gimana keadaan nyokap lo?" tanya Arka.
"Kata Dokter sih nggak ada yang serius," balas Pangeran.
Mendengar itu, Banu, Mark, Dadu, dan Arka mengucap syukur dalam hati.
Mereka bertiga duduk di atas sofa. Banu menatap Pangeran dengan pandangan yang menusuk. Membuat Pangeran yang tidak tahu apa-apa itu pun mengernyit bingung.
"Kenapa lo?" tanyanya kepada Banu yang masih saja menatapnya.
"Gue mau tanya sama lo. Jawab jujur, oke?" ujar Banu.
"Hm," balas Pangeran.
"Lo pacaran sama Ara?" tanya Banu.
"Uhukk uhukk." Arka yang mendengarnya tersedak ludahnya sendiri. Semua pandangan tertuju kepada Pangeran.
"Boongan doang kali. Percaya aja lo sama berita gituan."
****
Ara berjalan riang menuju ke sekolahan. Senyum indah di bibirnya seakan tidak pernah luntur sejak keluar dari rumah Tante Riri. Dengan senang hati pula Ara membantu beberapa orang yang sedang mengalami kesusahan saat dirinya sedang lewat. Ara memang suka membantu.
Langkahnya terhenti saat Lani mencegatnya di tengah perjalanan menuju ke sekolahan. Ara menaikkan alisnya tanda bertanya ada apa.
"Nggak usah pura-pura nggak tahu deh," ujar Lani.
Ara mendelik. Dasar manusia aneh, sudah jelas Ara benar-benar tidak tahu. Tapi orang itu masih saja memfitnahnya.
"Apakah aku terlalu cantik pagi ini?" Ara menatap ke bawah mengamati seragamnya dan juga memegang pipinya. "Sepertinya tidak. Aku memang terlalu cantik setiap hari," balas Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Dingin (Lengkap)
General FictionNamanya Putri Dingin. Putri dari Kerajaan di negeri Dingin. Ia ditugaskan ayahnya untuk mencari permata ajaib yang hilang di bumi. Saat Raja Panas ingin mencuri permata ajaib itu, naasnya permata itu malah jatuh ke bumi dan ditemukan oleh seorang pe...