Ara mengetukkan jari di pelipisnya. Memikirkan bagaimana caranya agar Jelo lengah terhadapanya. Gadis itu baru menyadari kalau tindakannya tadi salah. Beberapa kali gadis itu mencoba beberapa trik yang muncul di otak super pintarnya. Seperti berpura-pura mati, kesurupan, berubah menjadi malaikat maut supaya Jelo takut, namun semuanya tidak ada yang membuahkan hasil. Justru pria hitam itu malah semakin mengawasinya.
"Hei jelek," panggil Ara kepada Jelo.
"Apa!" balas Jelo yang merasa kesal dengan gadis yang disanderanya.
"Kenapa kamu jahat?" tanya Ara dengan serius.
Jelo tersenyum miring. "Lo nggak tahu seberapa susahnya hidup gue. Cuma ini satu-satunya cara supaya gue bisa hidup," balas Jelo.
Ara mengerutkan keningnya. "Kenapa begitu? Kamu 'kan bisa bekerja untuk mendapatkan uang," ujar Ara.
"Gue nggak punya keterampilan lain selain nyulik orang sama nyopet," balas Jelo.
"Nyopet? Apa itu?"
"Nyopet itu mencuri barang milik orang lain."
"Mencuri?" beo Ara. "Kata Ibuku, mencuri adalah salah satu perbuatan yang tidak baik," lanjutnya.
"Iya, gue tahu. Emang mau gimana lagi?" tanya Jelo. Lelaki itu menunduk, memainkan kancing baju lusuhnya seperti anak kecil.
"Aku tahu caranya!" Ara menjentikkan jari setelah mendapatkan ide cemerlangnya. "Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?" tawar Ara dengan raut berbinar.
Jelo menatapnya antusias. "Lo mau bantuin gue?" tanya Jelo.
Ara mengangguk dengan semangat. "Biarkan aku keluar dari sini. Setelah aku keluar, aku akan mencarikanmu pekerjaan yang baik untuk mendapatkan banyak uang," jawab Ara.
"Oke! Ayo keluar, gue bukain pintu." Jelo berdiri lalu membukakan pintu yang semula dia gembok.
Ara pun dengan senang hati mengikutinya. Setelah pintu itu berhasil terbuka, Ara tersenyum senang lalu keluar dengan melambaikan tangan. Jelo pun membalas lambaian tangan Ara. Lelaki itu menatap Ara dengan pandangan yang penuh harap.
Sementara Ara, gadis itu tertawa terpingkal-pingkal di sela-sela larinya.
"Dasar manusia bodoh," ujarnya dan menambah kecepatan larinya.
Setelah kepergian Ara, Ramli dan Lendo datang dengan membawa satu kantong plastik yang berisi makan malam mereka bertiga. Ramli menatap bingung Jelo yang menatap lurus ke depan dengan senyuman di bibirnya. Bukannya terlihat tampan justru malah terlihat mengerikan.
"Ngapain lo di luar?" tanya Ramli.
"Baru aja gue bebasin cewek itu," balas Jelo tanpa dosa.
"Cewek siapa maksud lo?" tanya Lendo mulai was-was. Lelaki itu masuk ke dalam. Matanya membulat saat menyadari Putri Dingin tidak ada di tempat semula.
Ramli mengepalkan tangannya. "APA YANG BARUSAN LO LAKUIN?!
"Katanya dia mau nyariin gue pekerjaan, Bos," balas Jelo dengan menaikkan dagunya berniat sombong.
"LO DITIPU SAMA DIA, BAMBANG!!" semprot Ramli merasa emosi.
Jelo menatap kedua temannya dengan cengo.
"PERGI DARI SINI SEKARANG JUGA!!" usir Ramli. Lelaki itu memegang dadanya lalu jatuh pingsan dan ditangkap oleh Lendo.
Jelo menunjuk dirinya. "Ini ... salah gue?"
"PIKIR AJA SENDIRI!" sentak Lendo.
****
Ara mulai memelankan langkahnya saat menyadari kalau dirinya sudah jauh dari tempat sialan itu. Ara melihat sekitarnya, kini gadis itu telah sampai di jalan raya yang terdapat banyak orang berlalu lalang. Ara menggaruk pipinya yang terasa gatal. Sekarang, bagaimana caranya pulang ke rumah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Dingin (Lengkap)
General FictionNamanya Putri Dingin. Putri dari Kerajaan di negeri Dingin. Ia ditugaskan ayahnya untuk mencari permata ajaib yang hilang di bumi. Saat Raja Panas ingin mencuri permata ajaib itu, naasnya permata itu malah jatuh ke bumi dan ditemukan oleh seorang pe...