Thirty

16.7K 3.1K 178
                                    

Ara membulatkan matanya terkejut saat melihat Arka yang sudah nangkring di atas motor di pekarangan rumah Tante Riri. Dan jangan lupakan senyuman ramah yang ditujukan untuk Ara. Gadis itu jadi mengurungkan niatnya untuk berjalan kaki menuju sekolahan. Sepertinya Arka datang untuk menjemputnya.

"Pagi, Ra," ujar Arka.

Ara tersenyum lebar lalu menjawab, "Pagi juga."

Tanpa banyak pikir Arka segera menyerahkan helm yang sengaja dibawanya untuk Ara. Dengan senang hati Ara memakainya. Setelah siap gadis itu naik ke atas motor Arka.

Arka segera menjalankan motornya. Seperti biasa, ia akan mengendarai motor dengan kecepatan lebih lambat jika bersama dengan Ara.

"Kemarin lo ke rumah Pangeran, ya?" tanya Arka memulai pembicaraan di tengah-tengah berkendaranya.

"Iya. Aku bahkan sampai ketiduran di kamar Tante Mala," balas Ara menceritakan. Gadis itu baru pulang sekitar jam 8 malam karena terlalu nyenyak tidur. Ara merasa senang setelah berjumpa dengan Tante Mala.

"Kamu tahu dari mana?" tanya Ara.

"Dikasih tahu Pangeran," jawab Arka.

Ara mengangguk paham. Setelah itu keduanya sama-sama diam. Arka yang fokus kepada jalanan dan Ara yang asyik melihat sekelilingnya.

****

Sampai di sekolahan, keduanya langsung menjadi sorotan. Arka tidak mempedulikannya seperti biasa. Lain halnya Ara yang melambaikan tangan seperti seorang artis yang tengah bertemu fansnya. Dengan senyuman gadis itu menyapa beberapa orang yang tengah membicarakan dirinya.

Melihat itu Arka segera menarik tangan Ara menuju kelas gadis itu. Hal itu semakin menjadi bahan omongan siswa-siswi SMA Arjuna.

"Saya Dewi Pertiwi melaporkan bahwa Arka dikabarkan tengah dekat dengan seorang gadis. Apakah berita itu benar? Mari kita saksikan kejadian di belakang saya."

Arka memutar bola matanya malas saat reporter dari tim radio SMA Arjuna itu tengah menginput berita. Arka yakin kalau dirinya dan Ara akan terkenal seantero sekolahan.

Setelah melewati kerumunan akhirnya keduanya sampai di kelas Ara. Dengan cepat Arka menutup pintu kelas XI IPA 1 supaya tidak ada paparazzi yang mengikuti mereka.

"Yo Bro!" Pangeran menyapa Arka sembari melakukan tos dengan pemuda itu.

"Berangkat bareng Orgil?" tanyanya saat melihat Ara turut hadir bersamanya.

Arka menganggukkan kepalanya.

"Kenapa kamu menganggukkan kepala? Bukannya kamu berangkat denganku? Bukan bersama orang gila 'kan?" tanya Ara merasa kesal karena Arka secara tidak langsung mengakui kalau dirinya ini orang gila.

Arka tertawa kecil lalu mengacak rambut Ara. "Bercanda doang," ujarnya.

Ara mengerucutkan bibirnya lalu menatap Pangeran sengit. "Ini semua gara-gara kamu, pemuda yang menyebalkan!" tudingnya kepada Pangeran.

Pangeran menggerakkan kedua tangannya membentuk pelangi sebagai tanggapan dari perkataan Ara.

Arka menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku mereka berdua.

"Nanti malam bisa jalan nggak?" tanya Arka kepada Ara.

Ara mengerutkan kening. "Setiap hari aku bisa berjalan, Arka. Kamu ini lucu sekali," ujarnya gemas.

Arka meringis. "Maksud gue pergi sama gue nanti malam. Mau nggak?"

Ara menganggukkan kepalanya antusias. "Mau!"

Putri Dingin (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang