DISGUISE

574 108 15
                                    

"Gue bilang juga apa, masakan di sini tuh super lezat."

"Kali ini gue sependapat sama lo." Ucap Airin mengacungkan dua jempol.

"Oh ya, gue mau nanya sama lo nih masalah tadi. Apa lo nggak ada merasa bersalah sedikit pun? Secara lo tadi terang-terangan hina Bejo."

"Biarin gue nggak peduli."

"Tapi kasian ..."

"Ya ampun Dinda! Stop it! Gue ngehina dia juga sesuai fakta, udah deh jangan lebay."

"Tapi -"

"Dinda lo yang apaan? Gue liat lo peduli sama tuh orang gila."

"Ya abisnya Bejo kalo diliat tampan tau."

"Selera lo aneh pake banget." Ejek Airin dengan tampang datar lalu beranjak dari kursi duduknya.

"Airin tungguin gue! Main kabur aja lo yang bayarin!"

"Gue marah sama lo. Jadi lo yang bayar nggak mau tau."

Dinda melongo walau kesal wanita itu memilih mengalah setelah selesai makan dan membayar, mereka berdua berjalan santai keluar restoran.

"Awas!"

Suara teriakan disertai lonceng sepeda membuat Airin dan Dinda menoleh. Dinda bergerak cepat menghindar tapi Airin bernasib kurang beruntung dia tersungkur jatuh dengan posisi bokong mendarat duluan.

"Aw! Bokong gue!"

"Airin! Lo nggak apa-apa?!" Panik Dinda membantu sahabatnya berdiri.

"Maaf Mbak saya tidak sengaja, saya lagi terburu-buru dan lupa kalau rem sepeda tidak berfungsi. Dan pada akhirnya saya tidak bisa rem terus menabrak Mbaknya."

"Apa lo bilang? Maaf? Lo nggak liat gue kesakitan gini? Mata dipake apa nggak?!" Airin berteriak sengit.

"Iya Mbak saya benar minta maaf, saya tidak sengaja."

"Elo dan sepeda jelek lo mending jauh-jauh dari gue! Nggak pantas!"

"Airin udah dong ..." Bisik Dinda khawatir.

"Cukup." Suara tegas dari Bejo tiba-tiba saja membuat Airin diam tidak percaya.

"Elo barusan bilang apa? Lo pikir gue takut sama nada suara lo tiba-tiba berubah gini?!"

"Airin udah, malu tau kita mulai diliat banyak orang."

"Masa bodoh! Gue nggak mau pergi dari sini sebelum urusan gue sama nih orang gila selesai!"

"Airin, please? Kali ini aja turutin omongan gue, kita pergi dari sini?"

"Jangan jadikan kekayaan kita berlimpah, menjadikan kita seorang yang sombong akan kekuasaan. Dan jangan menghina seseorang dari segi penampilan luarnya saja." Ucap Bejo dengan nada santai.

"Dinda lo panggil penjaga resto sekarang! Gue nggak mau ada orang gila masuk ke sini!" Teriak Airin membuat Dinda berlari menghampiri pos penjaga.

"Hei, Mbak sombong plus galak selangit. Di sini saya hanya memberikan saran untuk orang-orang sifatnya tidak jauh berbeda dengan Mbaknya. Dan itu memang berdasarkan fakta bukan?"

"Orang kayak lo nggak pantas kasih nasihat gue! Terus sama kata-kata sok bijak lo!"

"Terus yang pantas menegur, kasih nasihat ke Mbak orang seperti apa? Oh, saya tahu yang berpakaian mahal, mempunyai uang banyak, punya kendaraan mewah seperti Mbak?"

"Elo buat gue -"

"Permisi." Potong sebuah suara membuat Airin menoleh dan tersenyum puas.

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?"

FATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang