"Kamu nggak mau bantu aku?"
Suara bernada kesal itu membuat perhatian Adrian teralihkan. Dia sedang asyik menonton film aksi sejak lima belas menit lalu. Adrian beranjak berdiri untuk menghampiri Airin. Pria itu tertawa pelan melihat Airin kesulitan membawa tempat berukuran besar isinya pop corn yang wanita itu buat sendiri. Dan sebotol besar minuman bersoda juga tidak lupa dua gelas plastik warna pink.
Adrian meraih minuman soda dan gelas itu membawanya menuju meja-sofa.
"Duduknya kenapa jauh?"
Airin mengunyah pop corn, "Biarin!"
"Aku juga mau pop corn buatan kamu. Kita mau nonton loh, masa kamu curang makan sendiri?"
Airin memilih fokus menonton setelah pulang dari kantor Airin ingin nonton film di rumah. Tadinya dia pikir Adrian akan membantunya membuat pop corn tapi pria itu duduk santai dan menonton duluan.
"Nyebelin." Gumam Airin masih bisa di dengar Adrian.
Pria itu tertawa beranjak berdiri menghampiri Airin. Tanpa aba-aba dia menggendong Airin membuat wanita itu berteriak kaget.
"Mau ngapain?! Itu liat! Kelakuanmu bikin setengah pop corn-nya tumpah!"
Adrian tertawa kembali ke posisi duduk semula dengan Airin berada di atas pangkuannya.
"Suapi aku."
Airin menggeleng, "Nggak mau lepasin! Aku mau bangun!"
Bukannya menuruti permintaan Airin dia memeluk erat pinggang Airin.
Airin yang tidak tahan dengan kedekatan mereka memilih menyuapi Adrian.
"Enak, lagi."
Menghela napas sabar. Dia kembali memasukan pop corn ke dalam mulut Adrian.
Cup.
Airin melotot saat bibir itu mencium sekilas bibirnya.
"Terima kasih, Sayang." Ucap Adrian membenarkan posisi duduk mereka. Dengan Airin berada di depannya dan Adrian di belakang masih dalam pelukan sehingga Adrian bisa puas untuk mencium puncak kepala Airin.
"Aku mau duduk di sofa sana aja." Airin berkata resah.
"No. Kamu tetap duduk di sini denganku. Fokus nonton sugar dan jangan banyak bicara."
Airin memilih mengalah kembali mengunyah pop corn dalam diam.
Tidak terasa sudah hampir setengah jam mereka nonton dan dalam posisi sama. Pop corn yang mereka makan sudah bersih tak bersisa. Minuman soda dibeli juga telah habis.
Dan Airin tidak menyukai kinerja jantungnya sejak tadi terus berdebar tidak menentu. Dia bisa merasakan kedua pipinya memanas ketika Adrian terus saja mencium puncak kepalanya.
Airin menoleh mengangkat pandangan menatap Adrian yang juga sekarang menatapnya.
"Apa?" Adrian bertanya dengan senyuman tidak hilang dari wajahnya.
"Katakan, udah berapa banyak wanita yang kamu rayu seperti ini?"
Adrian tertawa pelan, "Hanya kamu sugar."
"Bohong."
"Serius."
Airin kembali fokus menonton tapi Adrian melihat raut wajah kesal itu.
"Banyak wanita yang datang padaku. Dan aku sebagai pria normal, tentu nggak akan menolaknya bukan?"
Airin sangat kesal wanita itu tiba-tiba berontak meminta lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Adrian Rifainoharl (28th) - Baik, tampan, pintar serta CEO dari Relat...