Hari minggu adalah hari di mana Airin menghabiskan waktu untuk bersantai, jalan-jalan, belanja hingga melakukan berbagai kegiatan dia suka. Tapi untuk hari ini dia hanya ingin sekedar bersantai di rumah bermain dengan Biyan lalu membantu Mamanya membuat kue.
Airin dan Mamanya baru tiba di rumah mereka habis berbelanja bahan untuk membuat kue. Tapi mereka berdua merasakan bingung saat melihat sebuah mobil terparkir di halaman depan rumah mereka.
"Kamu ada janji bertemu seseorang?"
Airin menggeleng, "Tamunya Kak Hardi pasti Ma, Airin nggak ada buat janji dengan siapa pun hari ini."
Maudy keluar rumah dengan Biyan dalam gendongan, "Biar Maudy yang bantu Mama buat kue ya? Airin lagi ada tamu."
"Loh kok, aku?"
Maudy tersenyum, "Cepat masuk. Hardi nungguin di ruang keluarga."
Airin melangkah masuk ke ruang keluarga dengan rasa semakin penasaran siapa tamu dimaksud. Dan dari arah tempatnya berdiri dia melihat Kakaknya itu sedang asyik mengobrol dengan seseorang duduknya membelakangi dirinya.
"Akhirnya muncul juga sini Rin, ada yang mau Kakak kenalin ke kamu."
Airin berjalan menghampiri, " Siapa yang datang Kak - elo?!" Teriak Airin tak tanggung-tanggung, "Ngapain lo di sini?! Di rumah gue?! Lo tau alamat rumah ini dari siapa?! Jangan bilang lo ikutin gue pulang kemarin?!"
"Airin kamu apa-apaan? Sopan sedikit sama tamu. Tentu kamu nggak lupa dia siapa? Mending kamu kenalan dulu."
"Nggak!"
Adrian tersenyum lalu berdiri dari tempat duduknya, "Hai, sugar."
"Lihat reaksi kamu Kakak jadi makin curiga, kalau kamu ada hubungan sama Adrian."
"Apaan sih Kak?! Kenal aja nggak! Kakak yang kasih alamat rumah kita ke pria aneh ini?!"
"Iya." Jawab Hardi dengan senyuman lebar.
"Jangan malu sugar, aku bahkan udah kasih tahu Kakakmu tentang hubungan kita, Kakakmu merestuinya."
"Gila! Mimpi aja sana! Lo nggak bakal bisa miliki gue karna lo bukan tipe gue! Ogah! Mana mau gue sama orang gila nanti gue ketularan gila!"
"Ada apa ini? Kok ribut-ribut?"
Adrian tersenyum berjalan mendekat lalu menyalami punggung tangan wanita, masih terlihat cantik walau diusia yang tidak lagi muda.
"Saya Adrian teman Hardi, sekaligus minta izin jalin suatu hubungan dengan anak gadis Tante."
"Pergi nggak lo?! Atau mau sapu melayang ke muka lo sekarang?!"
"Kamu pacarnya Airin? Kenapa Airin nggak pernah cerita? Tante senang sekali! Akhirnya anak Tante nggak sendiri lagi!"
Airin mulai frustasi, "Mama dia bukan pacar Airin! Dia orang gila!"
"Airin masih malu untuk mengakui hubungan kami, mohon dimengerti Tante."
"Iya Nak Adrian, terima kasih betah menjadi pacar anak Tante yang galak ini. Kamu lanjut ngobrol sama Hardi dan Airin, jangan pulang dulu sebelum kamu coba kue buatan Tante."
Hardi menepuk bahu kanan Adrian sebelum berkata pelan, "Gue bilang juga apa, Mama pasti dukung lo buat dapetin Airin."
. . . . .
"Gue minta maaf!"
Airin menatap kesal pemandangan di mana dia ditinggal masuk Mamanya, Maudy dan Hardi ke dalam. Kini dia sedang duduk di halaman rumah hanya berdua bersama orang gila.
Sedangkan Adrian dengan santainya menikmati brownies buatan Fara - Mamanya Hardi dan Airin.
"Itu 'kan yang lo mau dengar dari gue? Permintaan maaf atas sikap gue tempo hari ke lo? Sekarang gue udah minta maaf puas lo?! Dan jangan buat gue malu sama permainan lo yang aneh ini. Lo ngaku depan keluarga gue kita ada hubungan? Lo mau kali ya buat gue malu? Lo boleh akrab sama Kak Hardi bukan berarti lo bisa akrab sama gue!"
Adrian meneguk jus jeruknya hingga habis lalu menatap Airin dengan senyuman khas.
"Sugar ... bukan begini caranya minta maaf ke seseorang jika ada salah. Permintaan maaf itu seharusnya diucapkan tulus dari hati, bukan paksaan seperti ini."
"Elo cerewet kali ya?! Mulut lo tuh udah kayak binatang yang bla bla bla! Gue nggak butuh nasihat dari kata-kata sok bijak lo! Dan berhenti panggil gue sugar, gue jijik dengarnya!"
Adrian tertawa tiba-tiba saja dia menikmati ekspresi marah Airin menurutnya menggemaskan.
"Aku lagi mikir, sugar. Gimana caranya hentikan mulut kamu yang cerewet sejak tadi."
Airin melotot sebal, "Elo beraninya bilang mulut gue cerewet?! Lo nyebelin! Mulut lo tuh yang -"
Cup.
Airin menahan napas kaget saat merasakan benda kenyal beberapa detik, membungkam bahkan melumat lembut bibirnya.
"Sekarang aku tahu, gimana caranya buat kamu diam, sugar." Adrian tertawa pelan sambil dia mengusap lembut pipi kiri Airin.
"Aku pulang, jangan tidur terlalu malam kalau nggak mau bangun siang dan terlambat ke kantor besok."
Adrian mencium kening Airin diakhiri dengan satu kecupan manis lagi di bibir wanita itu, sebelum berlalu pergi menuju mobilnya.
Cukup lama Airin diam di tempat duduk. Lalu getaran berasal dari ponselnya membuat dia tersadar dari lamunan, membuka pesan yang masuk.
................................
From : My HubbyCepat masuk ke dalam dan tidur sugar, aku tahu itu ciuman pertama kamu, aku beruntung mendapatkannya :-D
.................................Airin tersadar akan sesuatu ketika jari tangan memegang bibirnya yang terasa aneh.
"Oh my god! Dia curi first kiss gue! Kurang ajar lo Adrian! Awas kalo ketemu gue bunuh lo!" Teriak Airin mengacak frustasi rambutnya.
"Dan sejak kapan dia ambil ponsel gue?! Sejak kapan gue ada kontak dia dan bikin namanya dengan tulisan alay gini?! Gue benci lo Adrian!"
. . . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Adrian Rifainoharl (28th) - Baik, tampan, pintar serta CEO dari Relat...