"Udah berapa lama kita nggak kumpul kayak gini? Terakhir dua tahun lalu bukan?" Suara pria bernama Bagas membuat heboh.
Adrian tertawa, "Gue rasanya udah lama nggak liat wajah kalian satu per satu."
"Gimana pacar cantik lo? Masih 'kan sama dia? Gue udah lama juga nggak liat, terakhir sekitar dua tahun lalu nggak sengaja ketemu di kafe."
"Elo pernah ketemu dia?"
Cowok bernama Arsyaf tersenyum, "Yup! Sorry nggak pernah cerita, gue orangnya pelupa."
"Dari tadi lo sibuk liat jam?" Tanya Adrian menatap bingung ke Bagas.
"Kita janjian ngumpul di sini nggak hanya bertiga doang, tapi gue ngajak Rumy - itu dia!" Seru Bagas senang.
Adrian dan Arsyaf menoleh ke pintu masuk terlihat seseorang mereka kenal.
"Gila cantik kali dia?! Terakhir gue ketemu sekitar delapan bulan lalu!" Seru Bagas lagi.
"Hai semua," Sapa Arumy dan mengambil tempat duduk di samping Adrian.
"Lama nggak ketemuan gue kaget tiba-tiba, Bagas hubungi dan janjian ngajak ke sini." Ucap Arumy lalu menoleh menatap Adrian yang sibuk minum, "Selamat ya Adrian."
"Buat?"
"Pernikahan lo yang udah di depan mata."
"What?! Lo udah mau nikah, bro?! Sama siapa? Jangan lupa undang kita ya?!"
"Sama wanita cantik itu, kan? Kalo nggak salah namanya Airin?" Tanya Arsyaf penasaran.
Adrian mengangguk, "Iya. Kalo gitu kalian lanjut makan, gue baru ingat ada rapat satu jam ke depan."
"Wait! Lo kok udahan? Arumy baru datang lo nggak rindu juga sama dia? Kalian udah lama nggak ketemuan."
Perkataan Bagas membuat Adrian menghela napas sebelum mengalihkan pandangan sebentar ke wanita itu, "Hai Rumy." Sapa Adrian hanya sebatas menyapa tidak lebih. Setelahnya dia beranjak berdiri dan merapikan jasnya, "Gue duluan. Lain kali kita ngumpul lagi."
"Adrian selamat buat pernikahan lo yang akan datang! Doa tulus dari sohib lo Bagas. Lo mesti undang kita ya itu wajib!"
Adrian tertawa, "Thanks buat doanya. Dan pasti gue bakal undang kalian."
Arumy tersenyum sedih dia bisa merasakan kalau Adrian menghindar darinya. Dia sakit saat melihat Adrian masih menyimpan rasa kecewa setelah tahu semua, dia penyebab Adrian bertengkar dengan Airin sehingga membuat wanita itu salah paham dua tahun lalu. Walau dirinya sudah meminta maaf tetap saja Adrian sepertinya belum terbiasa dengan kehadiran dirinya lagi.
Kini Arumy menyesal atas perbuatan telah dia lakukan dua tahun lalu. Satu kata yang akan terus membuat dirinya ingat,
Menyesal.
. . . . .
Adrian baru selesai mandi saat pintu apartemennya diketuk secara tidak sabar dari luar. Dengan melingkari handuk putih di leher pria itu bergegas menuju pintu dan tepat pintu itu dia buka secepatnya juga dia terdorong ke dalam akibat pelukan mendadak. Kalau saja dirinya tidak mengingat parfum dia kenal mungkin akan memaki orang tersebut karena membuatnya kaget.
"Kenapa lama sekali buka pintunya ...?"
Adrian menutup pintu lalu membalas pelukan itu, "Kamu kenapa, sugar?"
Airin menatap Adrian, "Aku kangen ..."
"Untung aku sudah pakai baju. Coba bayangkan kamu peluk aku di saat aku telanjang dada, hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Adrian Rifainoharl (28th) - Baik, tampan, pintar serta CEO dari Relat...