MORE THAN FRIENDS

266 32 9
                                    

Semua terasa berbeda saat aku menyadari kamu lebih dari seorang teman.

- Adrian

. . . . .

"Sayang!"

Adrian baru tiba di rumah saat suara tidak asing menyapanya. Melihat Arumy telah pulang membuatnya tersenyum karena wanita itu pulang lebih cepat dari hari ditentukan.

"Hai." Sapa Adrian membuat Arumy berjalan mendekat memeluknya erat.

"Aku kangen! Kamu lama banget pulangnya dari mana aja?"

"Kenapa nggak bilang dulu kalau sudah sampai? Aku bisa jemput kamu."

"Ceritanya biar surprise!" Seru Arumy senyum, lalu mendekatkan wajah bermaksud ingin mencium bibir tunangannya tapi Adrian menolaknya, "Aku mandi dulu, kamu ngobrol bareng Mom dan Dad dulu."

"Jangan lama, aku sudah tunggu kamu lama tadi masa mesti tambah lagi?"

Adrian mengangguk sebelum pergi menuju kamarnya.

Satu hal baru Adrian sadari dia tidak pernah menyentuh Arumy seperi dia menyentuh Airin tadi. Padahal Arumy mempunyai status dengannya sementara Airin hanya seseorang baru dia menganggapnya tidak lebih dari seorang teman.

. . . . .

Hardi menunggu di depan pintu kamar sang Adik dengan tidak sabar. Walau tidak ingin tapi Airin berhak tahu suatu hal telah dia sembunyikan selama seminggu ini.

"Kamu habis nangis? Mata kamu sembab gini Rin?"

Airin menggeleng senyum dia sudah siap dengan tas kerjanya.

"Ada apa Kak?"

"Kamu hari ini mending di rumah ya?"

"Kenapa Kak?"

"Bukan apa-apa."

Airin tersenyum sedih, "Apa karena hari ini ada Adrian? Hari ini pertemuan antara klien untuk kedua kalinya dilakukan?"

"Nggak seper -"

"Kak, aku nggak akan macam-macam kalau Kakak ingin tahu."

Hardi menatap sedih Adiknya, "Beberapa minggu ini bukannya Kakak nggak tahu, kalau kamu sering bertemu dengannya."

Airin merasa pandangannya buram karena linangan air mata itu kembali hadir.

"Aku ... ingin berjuang apa salah Kak?"

"Dia bukan Adrian yang dulu! Dia bukan pacar kamu lagi, dia bukan pria kamu kenal, dia sudah menjadi orang lain!"

"Aku cinta Adrian Kak ..., aku ingin berjuang tapi sekarang semua itu sudah nggak berarti lagi."

"Dia akan menikah bulan ini! Itulah kenapa Kakak nggak ingin kamu bertemu lagi dengannya!"

Airin menangis dan tangisan pilu juga di dengar Fara serta Maudy dari arah dapur. Mereka berdua sangat sedih dengan situasi telah terjadi kepada Airin yang mereka sayang.

"Ternyata Kakak sudah tahu semua? Sejak kapan ...?"

"Seminggu yang lalu. Saat Kakak nggak sengaja dengar percakapan salah satu dari pegawai di kantor."

"Si, siapa dia?"

"Calon istrinya? Kakak nggak ingin kamu bersedih Rin,"

"Kasih tahu aku siapa orangnya?"

"Arumy, mantan pegawai kamu."

Airin tertawa pedih Hardi yang tak kuasa melihat sikap Adiknya segera membawa Airin ke dalam pelukan erat.

FATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang