"Pulang nanti jangan lupa hubungi aku ingat? Aku nggak mau kejadian seperti kemarin di mana kamu, pulang duluan hanya karena kamu beralasan pulang awal."
Airin meringis menatap raut tegas dari wajah Adrian. Dia ingin segera keluar namun tangannya ditahan.
"Jawab dulu, baru boleh keluar."
"Iya bawel!"
Adrian mengangguk senyum, "Sekarang kasih aku ciuman semangat kerja."
"Lagi?!"
"Nggak akan pernah puas Sayang, c'mon."
Airin menutup mulutnya, "Nggak mau!"
"Sekarang atau nggak sama sekali. Aku nggak masalah kalau orang-orang mulai menatap curiga, kenapa kamu nggak keluar dari dalam mobil dengan waktu yang lama."
"Nyebelin!"
"Itulah aku."
Airin melepas seat belt mulai memajukan tubuhnya,
Cup.
Airin mencium singkat bibir Adrian.
"Ini kamu sebut ciuman, Sayang?"
"Buka pintunya! Yang penting aku sudah kasih ciuman!"
Adrian yang gemas dengan tingkah Airin mendekat meraih tubuh itu.
Airin berteriak kaget tubuhnya diangkat kini dia duduk di pangkuan Adrian.
"Ma, mau ngapain?!"
"Makan kamu." Jawab kalem Adrian. Pria itu kembali tertawa melihat Airin melotot lucu.
"Sekarang cium aku."
"Nggak mau!"
"Sayang?"
Deg deg deg.
Kinerja jantung Airin semakin berdebar tidak menentu. Dia hanya ingin semuanya cepat selesai dan orang-orang tidak akan curiga. Airin mempersempit jarak di antara mereka mulai menempelkan bibirnya ke bibir Adrian, dengan ragu dia mulai menggerakan bibirnya. Dengan pengalaman masih sedikit Airin berusaha belajar melalui ciuman diberikan Adrian dalam beberapa hari ini.
"Good! Gigit Sayang." Airin melepaskan bibirnya dari bibir Adrian. Raut wajah itu berubah kesal.
"Nggak mau gigit nanti sakit."
Adrian tertawa, "Jangan gigit kuat kalau nggak mau sakit."
Kini Adrian yang mengambil alih, pria itu semakin merapatkan tubuh lalu bibirnya kembali mendarat ke bibir Airin mulai mencecap rasa yang ada di bibir Airin. Menghisap bibir atas dan bawah sedikit kuat menimbulkan ringisan dari Airin. Adrian tertawa dan kembali mencium bibir itu penuh damba lalu tidak puas dengan itu bibir Adrian turun menuju leher Airin mencium bahkan menjilatnya dengan senang.
"A, Adrian geli ..." Airin berujar saat bibir itu mengarah ke telinga kanannya.
"Kamu manis sugar, sangat manis."
Airin mengerang karena rasa nikmat belum pernah dia rasakan sebelumnya. Tangannya menjambak pelan rambut Adrian yang sekarang pria itu menatapnya bagaikan seekor pemangsa.
"Kiss me ..." Adrian berujar sambil mengecup mesra telinga kanan Airin. Wanita itu memberikan jarak menatapnya dengan wajah memerah, sebelum mendekatkan bibirnya lagi ke bibirnya.
Kesempatan yang datang tanpa paksaan tentu tidak disia-siakan oleh Adrian. Dia mencium bibir itu lebih intim bahkan ganas dari sebelumnya. Lenguhan yang keluar dari bibir wanitanya semakin membuat nafsu dalam dirinya tinggi Adrian mengigit bahkan menarik bibir bawah Airin dengan kuat, sebelum melumatnya lagi dengan gairah tidak bisa terbantahkan berlanjut menyentuh lidahnya dan menghisapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE [END]
RomanceThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== Adrian Rifainoharl (28th) - Baik, tampan, pintar serta CEO dari Relat...