LAGI GAK PAKEK PICT GEGARA SINYAL HIKS👉👈
____________________
Tasya berdiri didepan pintu yang terlihat sangat lusuh itu yang dipenuhi semak semak dan tumbuhan merambat lainnya.
"Ngapain kesini!" Tanya Rendy yang heran melihat pintu ini. Ini kedua lakinya dia kesini pertama saat Tasya mengajak Rendy dan teman temannya untuk masuk kedalam sekolah lewat jalan ini.
"Kalo lo gak mau masuk yaudah!" Tasya tanpa menatap Rendy dan sibuk menyingkirkan dedaunan yang menghalangi pintu lusuh itu.
Tasya berhasil membuka pintu dan langsung masuk. Rendy hanya mengikutinya dengan santai."Tasya!" Teriak seorang guru lelaki sedang berlari kearahnya.
"Pak Budi woy!" Tasya tergopoh gopoh bingung mau kemana.
"Ikut gue!" Rendy menarik tangan Tasya dan membawanya berlari ke suatu arah. Tasya hanya mengikutinya. Banyak bisik bisik siswi siswi dari dalam kelas.
"Woy itu si Rendy sama Tasya kemana?" Tanya Bryan histeris melihat dua orang yang sedang berlarian.
"Mereka pacaran kali, eh bentar itu ada Pak Budi mereka dikejar woy!" Ucap Arjun yang melihat Pak Budi mengenal kejar dua anak itu.
"HEY, KALIANNN!" Bentak Bu Sri. Kalian pasti kenal guru killer ini kan. Sri memasang wajah merah.
"Ma-ma" belum selesai mengucapkan maaf Bryan terhenti dengan ucapan Sri.
"KELUAR KALIAN BERDUA!" Kini Bryan dan Arjun terpaksa keluar. Ralat bukan terpaksa mereka akan bebas dari teriakan singa ngamuk.
Tasya dan Rendy kini berada disebuah ruangan. Bukan ruangan lagi ini gudang, gudang sekolah.
Pak Budi tepat diluar gudang sambil ngos ngosan dan masih melirik ke arah kanan dari kini namun tak ada. Satu garapannya kenapa gudangnya terbuka?
"Mungkin Pak Irwan lupa" ucapnya masih positif thinking kemudian dia mengunci pintu dan menaruh kunci pada sakunya. Seakan lupa akan tujuan utama Pak Budi kembali pergi.
Tasya dan Rendy menghela napas berat. "Lu kan osis, ngapain kesini harusnya kalo osis itu mematuhi peraturan sekolah" celoteh Tasya kepada Rendy.
"Ya ya ya terserah lo, sekarang gini lo kan anaknya yang punya sekolah kenapa masih bolos, baru juga kemarin tobat!?" Tasya menggaruk garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
"Sebenarnya kemarin gue liat drakor, cuma dikit lima episode, hampir sih padahal kurang dua puluh menit eh tiba tiba disuruh tidur Bang Rio gue ditunggin sampai tidur" celoteh Tasya lagi.
"Kok lu jadi cerewet si?" Tanya Rendy tersenyum kearah Tasya.
"Lo seakan akan terbuka banget sama gue" ucap Rendy.
Gue emang terbuka untuk lo! Batin Tasya.
"Oh iya ya, kok gue jadi cerewet si!" Tasya memikir mikirkan perkataannya akhir akhir ini.
Rendy bangkit dan hendak membuka pintu. Baru mencoba membukannya namun sial, dewi fortuna tidak berpihak padanya dan berpihak pada Pak Budi.
"Kekunci sya!" Tasya bangkit dan tak percaya.
"Coba hubungi temen temen lo!" Ucap Rendy, Tasya langsung mengotak atik ponselnya.
"Dy, gue gaada paketan sama pulsa!" Ucap Tasya histeris. Bagaimana ini? Apakah dia akan disini sampai maut menjemput? Atau?
"Hape lo!" Bentak Tasya.
"Gue gaada baterai makanya gue minta lo yang telfon" mereka mondar mandir memikirkan cara agar bisa keluar dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENDYSTA (Hiatus)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ '''Perjuangkan Or Tinggalkan''' "JADI SELAMA INI LO HANYA MAININ GUE HA?" "Gue minta maaf, tapi gue beneran sayang lo!" "GAADA YANG PERLU DI MAAFKAN, KITA PUTUS DAN GUE TERNYATA SALAH NILAI...