37. DATE

55 8 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_________________________

Merunut Tasya selama ini ada tiga semboyan untuk dirinya.

1. Love is fake
2. Love does not exist
3. Love is crazy

Ini yang selalu diingat ingat oleh Tasya. Sejak kepergian Justin dan pengkhianatan Irfan. Semua menjadi berubah.

Rendy datang tepat waktu jam delapan. Bahkan dia tidak datang sendiri namun dengan satu dus yogurt strawberry.

"Aaa! Yoghurt!" Belum menyerahkan dus itu, namun Tasya sudah merampasnya dan membuka dus itu.

"Kenapa lo suka banget sama yoghurt?" Tanya Rendy yang masih setia duduk disofa.

Tasya beralih menatapnya "Yoghurt tu selain rada masam, enak, nenangin hati, dia kayak kehidupan ada masamnya ada manisnya,," celetuk Tasya membuat Rendy menganga.

"Kenapa, ragu?, nih coba" Tasya menyodorkan satu yogurt strawberry yang sudah dibuka untuk Rendy. Rendy mencobanya Reaksinya sangat lucu dengan mengerut erutkan wajahnya.

"Kenapa?" Kekeh Tasya yang melihat ekspresi Rendy.

"Masam banget!" Rendy masih tetap dengan ekspresi wajahnya yang aneh.

"Itu yang aku suka, kalau lagi sedih minum itu nanti bakal lupa tu sama sedihnya malah fokus sama yoghurtnya." Tasya mengambil tas kecil disampingnya.

"Ayuk!" Ajak Tasya disetujui Rendy. Mereka melewati lift menuruti lantai apartement yang tinggi ini.

"Kok jalan si?" Tanya Tasya kepada Rendy yang masih serius untuk berjalan dengan menuntun Tasya.

"Kita kencannya dekat dekat sini aja"saran Rendy, Tasya memikir mikirkan sesuatu.

"Didekat sini ada taman kesana yuk!"

Mereka berjalan dengan gontai-gontai langkah. Menyeberang dan beberapa kali mereka bergurau dijalan, sampai akhirnya mereka tiba di taman. Taman yang memancarkan cahayanya melalui lampu lampu kecil yang memnuhi setiap sudut taman. Mereka memilih duduk dibangku putih yang berada tepat ditengah taman.

"Liat deh, Sya, langitnya bagus, ada bintang banyak!" Rendy mengedarkan pandangannya menuju bintang. Ada satu bintang yang paling terang disana. Tasya tersenyum kepada bintang itu, menurutnya itu adalah Justin yang sedang memandangnya dari tadi.

"Ren?" panggil Tasya dengan nada pelan.

"Kenapa sayang hum?" Rendy memandang gadisnya yang duduk berdempetan dengannya itu.

Tasya bangkit dari posisi sendernya dan beralih menatap manik mata Rendy yang juga menatapnya.

"Kamu beneran cinta aku gak?" Tanya Tasya dengan masih memandang wajah Rendy.

"I really love you, Tasya" Tasya masih menatap mata Rendy dan berusaha mencari kebohongan disana namun tak ada. Yang ada hanya ketulusan namun mau bagaimana lagi dia terlanjur benci kepada Rendy. Mungkin ini adalah pertemuan terindah yang terakhir menurut Tasya.

ARENDYSTA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang