_____________________________Pada akhirnya kenyataan jauh lebih menyakitkan dari kejujuran
Tasya
.
.
."Selamat pagi anak anak?" sapa Pak Zidan selaku kepala sekolah Sma Primagada. Hari ini adalah hari yang sangat cerah dan banyak tawa dari siswa siswi yang berkeliaran. Bukan waktunya upacara namun hari ini akan ada acara bulan bahasa. Setiap bulan Oktober pasti akan ada acara bulan bahasa atau yang biasa disebut bubas.
Banyak acara yang akan berlangsung seperti pertunjukkan bakat, lomba lomba, dan akan ada pemenangnya disetiap lomba.
"Pagi pak!" jawab mereka dengan lantang dan penuh semangat. Pak Zidan terus menyampaikan pembukaan acara ini.
"Yang pertama bapak mau ucapin selamat karena pada cerdas cermat beberapa hari yang lalu perwakilan sekolah kita menang, tepuk tangannya semuanya!" Semua bertepuk tangan kecuali Tasya yang melihat pemandangan tidak indah di belakangnya.
Rendy dan Sisil tampak begitu mesra dan serasi, mereka bergandengan tangan sementara Tasya hanya dikelilingi teman temannya yang saling menggandeng pacarnya. Terlebih lagi dua pengawal disebelahnya Dion, dan Irfan. Mereka juga masih fokus pada ucapan Pak Zidan.
Menyebalkan
Tasya menggerutu di dalam hatinya, dia tidak ingin suasana seperti ini. Suasana dimana dirinya sudah terjebak karena mencintai Rendy. Namun sayang cintanya bertepuk sebelah tangan. Rendy tidak terlalu fokus pada Pak Zidan sesekali dia melirik Tasya yang terlihat sedih.
Gue akan jelasin pada waktunya, batin Rendy sambil melirik Tasya.
"Baiklah anak anak, dengan ini bulan bahasa 2020 dibuka!" Semua bertepuk tangan dengan ria. Siswa siswi berhamburan kesana dan kemari.
Tasya sudah tidak tahan lagi. Tasya berbalik arah dan langsung menggandeng tangan Rendy dan membawanya untuk pergi dari cekalan Sisil.
Tasya menarik lengan Rendy dengan cekatan dan membawanya untuk ke belakang sekolah. Dion dan Irfan hanya diam karena menurut mereka Tasya harus membicarakannya dengan Rendy terlebih dahulu.
***
"Apa lagi?" tanya Rendy.
"Apanya? Gue butuh penjelasan yang bisa buat gue pergi dari lo!" ucap Tasya menahan pedih pada hatinya.
"Waktu itu gak cukup?" tanya Rendy tampak santai.
"Gue butuh yang logis!" bantah Tasya.
"Setiap orang pasti butuh namanya cinta dalam hidupnya, bukanya lo gak suka sama gue?" tanya Rendy kepada Tasya yang menatap lekat matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENDYSTA (Hiatus)
Dla nastolatków☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ '''Perjuangkan Or Tinggalkan''' "JADI SELAMA INI LO HANYA MAININ GUE HA?" "Gue minta maaf, tapi gue beneran sayang lo!" "GAADA YANG PERLU DI MAAFKAN, KITA PUTUS DAN GUE TERNYATA SALAH NILAI...