42. DILEMA (✔)

44 9 0
                                    

_______________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________


"Woy! Kok ditarik tarik sih, gue bisa jalan sendiri!" ucap penyusup tersebut.

"Ini, Sya penyusupnya!" Salah satu anggota Ligerdas itupun pergi dan kembali berjaga.

"Rendy?" gumam Irfan.

"Kalian boleh pergi," ucap Tasya.

"Lo ngapain sih!" sarkas Tasya tajam.

"Ya ngikutin ayang beb lah," Bukannya takut Rendy malah tersenyum sambil membenarkan posisi jambul rambutnya. Tasya menatapnya dengan berderidik ngeri.

"Ngapain tu rambut lo gituin ha?! Kayak jambulnya ayam!?" sindir Tasya.

"Lah gimana sih ni orang. Ini itu fashion!" Celetuk Rendy.

"Fashion apaan, ngode itu sya!" sinis Irfan dengan kekehan.

"He apa lu! Pergi sana jangan ganggu!" sinis balik Rendy.

Irfan langsung pergi dengan sikap acuhnya. "Sya, kita jalan yuk!" ajak Rendy.

"O to the gah, ogah!" bantah Tasya dengan cepat, kemudian memalingkan wajahnya dan langsung duduk disofa tak lupa menyalakan handphone dan sibuk dengan aplikasi instagram untuk melihat beberapa nontifikasi.

Rendy duduk disamping Tasya, Tasya tidak menghiraukannya. "WHAT, THE!" histeris Tasya.

"Kenapa?" Rendy memasang wajah biasa dan santai.

"Pas lo ngomong dikantin, beritanya tenar, dan banyak yang mention gue, gila nih trending topik!" Tasya histeris ini sangat memalukan.

"Emang dasar ya lo!" imbuh Tasya.

"Diem aja lagi, lo tau ini memerlukan banget urat malu lo putus ya?!" Bentak Tasya.

Rendy malah terlihat senyum senyum, baru kali ini dia melihat Tasya seheboh ini "Gila nih orang siapa admin lambe turah ini, bangs*t, anjir, goblok!" Maki Tasya.

"Heh ucapan lo!" Peringatan Rendy. Tasya masih diam sejenak dan mengobrak abrik tas kecil miliknya.

Mana yogurt gue, gue butuh banget nih, ati gue panas kalo kayak gini! gerutu Tasya dalam hati.

Persediaan gue habis dirumah!"

"Iya iya, gue khilaf!" Mengapa ucapan Tasya tiba tiba lembut seperti ini.

"Lu kok manis sih kalo gini?" tanya Rendy.

"Emang manis, nih manis banget!" Tasya menunjukkan cengirannya. Ini tidak biasa apa mungkin Tasya menginginkan sesuatu.

"Apa mau lo?" tanya Rendy langsung dengan senyuman.

"Em, katanya tadi mau jalan ayo!" Ajak Tasya dengan cengiran khasnya. Tanpa rasa curiga Rendy hanya mengikuti Tasya saja. Yang Rendy tau ini kesempatan emas untuk membenarkan semuanya.

ARENDYSTA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang