Selamat baca, tolong tinggalkan jejak.
.
.
.
."IYA, RENDY TOLOL BANGET!" ucap seseorang membuat perhatian mereka beralih kepada seseorang dengan temannya yang sedang membicarakan sesuatu. Sepertinya sesuatu yang sangat berpengaruh bagi seorang Anastasya Maureen Dhaniwangsa.
________________________Rendy melanjutkan aktifitasnya setelah mengerjakan pr. Seorang anak kecil memasuki kamarnya dengan terburu buru sampai tidak melihat beberapa buku yang masih berserakan dibawah.
Bruk
"Huaaaaa! Hiks... hiks..." tangisannya semakin kencang ini semua karena Rendy yang belum membereskan buku bukunya. Jika banyak tugas Rendy memilih mengerjakannya di bawah agar lebih leluasa dari pada meja belajar.
Rendy bingung harus apa dia menggendong adiknya itu kedalam pelukannya. Dia belum berhenti menagis, gadis itu malah makin menangis. Rendy bingung...
"RENDY! KAMU APAIN LIA?!" teriak keras sang kakak sambil berjalan menghampiri kamar Rendy. Malam ini orang tua Rendy harus keluar.
"Jatoh, Li diem li. Kamu ikut Kak Eka sana, dia mau jalan-jalan sama pacarnya," ucap Rendy sambil tersenyum kearah Eka yang melotot tajam.
"Really?! Hua... Kak Eka ikut!" rengek Lia sambil memeluk Eka. Eka menghela napas panjang adik laki lakinya benar benar nakal.
"Oke, ayo siap siap," putus Eka sambil mengajak Lia untuk keluar dari kamar Rendy.
Rendy merebahkan tubuhnya ke kasur dengan telentang. Pikirannya tiba tiba teringat kepada Tasya cinta sesungguhnya.
"Sorry Sya, gara-gara gue lo ikut tersakiti," ucap Rendy sambil menatap langit langit kamarnya. Kamar yang mengingatkan dirinya pada Tasya.
"RENDY! ES CREAM!" pinta Tasya sambil merajuk. Hati hari awal pacaran mereka pulang bersama. Rendy menghentikan Sepeda Motornya dan tanpa aba aba Tasya langsung menuju pandangan pertamanya yaitu Ice Cream.
"Loh pak, Es Creamnya dikit banget sih!" gerutu Tasya sambil menatap cone yang ia pegang.
"Memang segitu neng, porsinya," ucap penjual es cream itu. Rendy terkekeh menatap Tasya yang cemberut, itu terlibat sangat cantik.
"Yaudah pak, nambah satu lagi," ucap Rendy membuat penjual Es Cream itu memberikan Tasya es cream lagi. Tasya tersenyum dengan dua es cream pada pegangannya.
Tasya duduk di kursi taman yang lokasinya dekat dengan penjual es cream tadi. Rendy juga duduk disebelahnya sambil meneliti tiap inci wajah Tasya yang terlihat bersinar karena matahari yang menyinari.
"Ngapain liatin aku?" tanya Tasya sambil menatap Rendy dengan wajah belepotan. Rendy mengusap ice cream yang berada diujung bibir mungil Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENDYSTA (Hiatus)
Teen Fiction☡HARAP VOTE DAN KOMEN, FOLLOW KARENA ADA BBRP PART DIPRIV☡ '''Perjuangkan Or Tinggalkan''' "JADI SELAMA INI LO HANYA MAININ GUE HA?" "Gue minta maaf, tapi gue beneran sayang lo!" "GAADA YANG PERLU DI MAAFKAN, KITA PUTUS DAN GUE TERNYATA SALAH NILAI...