43. KELUARGA KECIL? (✔)

38 4 0
                                    

________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________

SPAM NEXT BUAT NEXT
5 KOMEN AKU NEXT

Dua hari tepatnya berlalu. Dan dalam waktu dua hari juga hubungan mereka mulai membaik. Namun disaat Rendy ingin memulai semuanya Tasya hanya terdiam takut untuk menjawab.

"Sya, apa lo mau gantungin perasaan gue untuk kedua kalinya?" Tanya Rendy menatap Tasya yang hanya terdiam dan tak menatapnya sama sekali. Taman yang menjadi saksi bisu mereka berdua.

"Gue nggak bermaksud gantungin lo" ucap Tasya beralih menatap manik mata Rendy yang hitam pekat.

"Plis jawab, kalau lo nolak tawaran gue untuk memperjuangkan cinta kita, gue butuh alasan, kita nggak pacaran dulu sya, gue hanya mau kita pdkt. Kasih gue alasan yang kuat!" Tasya semakin bingung dia tidak mau sakit hati untuk kesekian kalinya. Disatu sisi rasa takutnya mulai pudar karena kelakuan Tasya, dan disisi lain Tasya tidak berani keluar dari zona amannya lagi. Masa lalu yang teriang iang dalam pikirannya selalu menjadi mimpi buruk yang selalu membabi buta.

Namun dirinya tidak boleh egois dengan perasaannya. Sesekali rasa egois harus menghilang dari dunianya.

"Gue-"

***

"Stt, Sya!" teriak kecil Jesica kepada Tasya yang berada dibelakangnya.

"Diem napa!" Gerutu Tasya karena dari tadi dia tidak bisa berfikir karena Jesica yang bingung dengan beberapa pertanyaan. Bahkan ulangan harian saja baru dimulai.

"Plis sekali aja terakhir nih, suer!" Bingung Jesica.

"Duh, lo gabisa diem bentar apa, gimana gue koreksi kalau lo gak diem kayak Keisya tuh pinter, dia diem. Yaudah nomer berapa?" ucap Tasya pelan seperti orang yang sedang berbisik.

"Terakhir sya, tinggal nomer 16, 17, 18, 19, 20!" Tasya yang mendengar penuturan Jesica membelalak kaget Jesica bahkan menyontek milik Tasya mulai dari nomer 1 sampai 15. Apakah Jesica masuk dikelas ini dulu menyogok?

"Dasar, lo gak belajar ya? Lo nyontek dari nomer 1 sampek 15 Jes!" balas Tasya kejam.

"Tasya?" Panggil Pak Budi dari depan.

"Buset! mau diapain gue?" batin Tasya bingung. Bagaimana jika nilainya akan dikurangi?, atau bagaimana jika dia akan masuk bk lagi, padahal sejak ucapan Rendy waktu itu Tasya sudah tidak pernah masuk bk.

"Tasya, ulangannya sudah apa belum?" Tanya Pak Budi. Tasya menghela napas lega kiranya dia akan dihukum.

"Sudah pak," jawab Tasya lantang.

"Sudah ditunggu Bu Sri diruang pembinaan, oh iya Irfan ulangannya sudah apa belum?" Irfan mengangguk dan menyerahkan hasil ulangan kepada Pak Budi karena bangku dihadapannya adalah meja guru.

ARENDYSTA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang