40. CONFUSED

66 13 8
                                    

Jika punya mimpi kejarlah, jika lengah berjalanlah walau itu sangat pelan. Asalkan kau tidak berhenti:)

REVISI SETELAH TAMAT____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REVISI SETELAH TAMAT
____________________

"Arghhh" Tasya frustasi didalam kamar apartemennya. Bersama Keisya dan Jesica yang masih fokus dengan novel yang dia pinjam dari Tasya.

"Kenapa gue jadi gini sih!" Tasya memarahi dirinya lantaran hatinya merasa sakit karena telah mengucapkan kata kata yang bisa dibilang sangat keterlaluan.

"Lo terlalu gengsi Sya!" Keisya menutup novel dan berdiri menghadap Tasya.

"Iya Sya, kalau lo suka perjuangin sekarang, tentang sumpah udah kelar kan sampai sini?" Tanya Jesica membenarkan posisinya menghadap Tasya.

"Gue gak bisa kalau kalian minta ini!" Tasya duduk dikasur dan memegangi kepalanya yang pening memikirkan semua ini.

"Kalo lo aja gak terbuka penuh sama kita gimana kita bisa bantuin!" Keisya duduk disamping Tasya disusul oleh Jesica.

"Lo harus lebih terbuka sama kita Sya, Kita sahabat lo!" Jesica menepuk pundak Tasya pelan.

"Thanks buat kalian, tapi untuk ini gue mohon kalian untuk sorry, Maksud gue, Gue bisa sendiri. Tasya menarik tangan kedua sahabatnya itu dan menggenggam eratnya.

"Oke, Kita percaya ke elo tapi gue mohon, Lo jangan gengsi dan kalau lo emang gak suka sama Rendy lo suruh dia buat ngejauh, jangan gantungin dia" Ucap Keisya baik baik. Kalau dilihat diantara Tasya, Keisya, dan Jesica yang paling pintar tentang segala hal adalah Keisya adalah yang paling dewasa.

Jesica memandang wajah Tasya yang hanya diam, tak menjawab atau bahkan tidak memberi respon apapun.

"Kita tinggal dulu, gue harap lo bisa nenangin diri dulu, and gue juga gamau sahabat gue suka gantungin perasaan orang" Tasya tidak mendengarkan celoteh dari Keisya dia hanya meratapi nasibnya.

***

"Gimana perasaan lo?" Tanya laki laki seumuran Tasya diruang keluarga. Tasya malam ini hanya berdua dengan sahabat lamanya, karena kakak dan adiknya sedang pergi. Entah kemana kedua saudaranya itu jam menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Gue gak tau yang jelas campur aduk!" Tasya memegangi kepala yang terasa sangat berat.

"Gue harap lo gak egois sama perasaan lo!" Dion tersenyum simpul menatap wajah Tasya yang pucat. Tasya terus menerus memegangi kepalanya dengan menyandarkan dangan di meja diruang keluarga. Posisi Tasya dikarpet berbulu yang berwarna abu abu sedangkan Dion duduk disampingnya.

"Lebih baik lo pulang deh" pinta Tasya. Dion ingin memberikan Tasya waktu untuk berfikir lagi dengan perasaannya.

Dion berdiri Tasya ingin berdiri juga namun dia duduk kembali dan memegangi kepalanya yang terasa pusing.

ARENDYSTA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang