Lama tidak up karena sibuk banget ngurus seleksi mandiri setelah gagal di sbm 😭 sampai nangis-nangis, selebay itu memang sayanya.
Yang bikin saya ngga enak hati sama orang tua adalah, mereka tetap support walaupun saya gagal di sbmptn dan beberapa kali juga ditolak di seleksi mandiri. Apalagi ayah saya tetap memberi kata-kata positif.
"Rezeki tiap orang berbeda-beda. Kita kan hanya perlu berusaha, selebihnya ya udah ada yang ngatur"
Pas saya ngga enak karena ayah udah habis uang banyak buat daftarin seleksi mandiri, saya mencoba menawarkan diri untuk turut membantu pakai uang tabungan saya. Tapi ayah bilang "Ngga usah. Pake uang ayah aja, dulu kakakmu juga gitu. Habis banyak buat daftar. Ayah usahakan selalu ada kok uangnya, diterima engganya kan semua, udah ada rezekinya. Jadikan ini usaha kamu. Nanti ya ayah kasih uangnya, butuh berapa lagi?"
Padahal saat itu ayah saya dalam posisi lagi bayar orang buat bikin sumur, yang pasti juga butuh duit ngga sedikit. Dan ayah itu udah pensiun dari kerjaan.
Dah ah, baper saya :'( jadi curhat kan. Jangan lupa mendoakan sesama!
Dan apapun yang terjadi padamu, entah kegagalan datang lebih dulu atau keberhasilan datang lebih dulu, terimalah dengan hati yang lapang. Sebab percayalah, setiap orang akan menemui keberhasilan dan kesuksesan dengan jalan ceritanya masing-masing.
Oke, selamat menikmati cerita kembali
...
"Di sini, bang" kataku begitu sampai di depan rumah.
"Itu Hady di rumah, mobilnya ada kok"
"Mungkin baru sampai rumah. Makasih bang, saya duluan"
Gerakan tanganku untuk membuka pintu mendadak tertahan karena ucapan dari pria di sebelahku.
"Tunggu. Itu, Vani kan?" tanya bang Patrick menunjuk seseorang dengan dagunya.
"Abang kenal?" kataku balik bertanya.
"Kenal lah, mahasiswi yang merangkap jadi sekretarisnya Hady" jawab bang Patrick.
"Sekaligus pacarnya Hady" lanjutnya lirih, namun terdengar jelas di telingaku.
"Abang...tau?" tanyaku menatapnya intens, ia menoleh ke arahku dengan raut wajah terkejut
"Eh? Duh, maaf Yol. Abang ngga bermaksud buat ngerusakin rumah tangga kalian..tapi.." ucapannya menggantung seketika.
"Saya sudah tau, bang. Tapi mungkin belum sepenuhnya" kataku sambil tersenyum.
Manik mataku menangkap Vani yang tengah menunggu mas Hady membukakan pintu. Tak berapa lama pria yang Vani tunggu, alias suamiku itu keluar dari rumah sambil tersenyum.
"Ngga bener nih Hady. Padahal gue sama yang lain udah ingetin dia buat mutusin si Vani" kata bang Patrick dengan nada suara sedikit meninggi.
Ia meninggalkanku dan keluar begitu saja, membuatku mau tak mau menyusulnya keluar dan menghampiri mas Hady.
"Woi, dy, van" sapa bang Patrick ketika posisinya sudah tak terlalu jauh dari mas Hady dan Vani.
"Bang Patrick? Ngapain ke sini malem-malem?" kata Vani setengah terkejut.
"Cih! Harusnya gue yang nanya, lo ngapain ke sini malem-malem?" jawab bang Patrick dengan sinis.
"Eh ada Yola juga?" ucap Vani ketika netranya menangkapku yang berdiri di belakang bang Patrick.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Heaven ✖ DKS ✅
Fanfiction"Kalau bukan karena perjodohan, ga sudi gue nikahin lo" "Biarpun kita menikah karena perjodohan, tapi biarkan saya berusaha menjadi istri yang baik untukmu" Banyak yang bilang kalau nikah karena perjodohan itu akan berakhir dengan perceraian. Apakah...