2

4.4K 225 16
                                    

03.00

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan membaca doa. Ku lihat jam weker di atas nakas.

"Ah, jam tiga ya?"

Segera saja aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk menggosok gigi, mencuci muka dan mengambil air wudhu.

"Mas Hady masih tidur ya? Bangunin ngga ya?" kataku setelah keluar dari kamar mandi.

"Engga deh, mungkin mas Hady sholat tahajud di kamarnya. Mungkin juga dia nggak sudi buat jadi imamku" ucapku tersenyum miris.

Langsung saja aku ambil mukena dan sajadahku. Bersimpuh memohon ampun di hadapan Tuhanku, tentu saja memohon supaya aku kuat menghadapi mas Hady, dan bisa menjadi istri yang baik untuknya.

Satu jam berlalu. Aku bergegas menuju dapur dan memeriksa isi kulkas. Niatku memasak untuk mas Hady.

"Alhamdulillah ada bahan. Kirain kosong, kemarin kan baru pindah. Tempe sama bayam doang?"

Aku terdiam sejenak dan memutar otak. Sesaat aku mengangguk dan mulai memasak sesuai bahan yang ada. Sederhana, hanya tempe mendoan dan sup bayam. Semoga saja mas Hady mau memakannya.

04.45

Adzan subuh terdengar tepat ketika aku selesai memasak. Tak butuh waktu lama memang, karena aku sering membantu ibu memasak. Apalagi ini hanya 2 masakan.

Ku lirik pintu kamar mas Hady. Masih tertutup rapat. Mungkin dia mau melaksanakan sholat di kamar saja.

Ya, mau tak mau aku juga melaksanakan sholat di kamar. Pupus sudah salah satu harapan dan cita-citaku.

"Dapat merasakan menjadi makmum suami sendiri" dan juga.

"Bisa beribadah berdua dengan suami"

...

"Mas Hady kok belum keluar ya? Udah hampir jam 6" kataku sambil melirik jam di tembok.

Tok tok tok...

"Mas? Sudah bangun?" tanyaku dari depan kamarnya.

Tak ada jawaban.

Ceklek

"Oh? Ngga dikunci?" tanyaku pelan.

Ku intip kamarnya dari pintu yang terbuka sedikit. Dan aku sukses melebarkan kedua bola mataku.

BUKAN!!

AKU BUKAN MELIHATNYA BERTELANJANG DADA DENGAN SEBUAH BOXER ATAU HANDUK YANG MELILIT.

Tapi yang kulihat adalah...

Mas Hady masih tertidur pulas di balik selimut pinguinnya. Ah, lucu sekali. Jadi, dia penggemar pinguin?

"Serius udah mau jam 6 dan dia belum bangun? Huh, imam macam apa cowo ini. Sholat subuh aja telat, gimana bisa nuntun gue ke surga?" kataku sedikit kesal.

"Sabar Yol, sabar...dia suami lo. Suami, oke suami"

Aku mengelus dadaku dan memejamkan mata, berusaha menahan emosi yang bisa meledak begitu saja.

Tiba-tiba aku merasa hangat, seperti sebuah deruan napas mengenai wajahku.

"Astaghfirullah!!" pekikku ketika membuka mata dan mendapati wajah mas Hady yang berjarak tidak lebih dari 5cm di depan wajahku.

"Siapa yang nyuruh lo sembarangan buka kamar gue, YOLA!!" katanya penuh penekanan.

"S..saya cuma mau bangunin, m..mas belum sholat subuh?" tanyaku terbata-bata.

My Husband My Heaven ✖ DKS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang