8

3.5K 190 38
                                    

Pagi ini, tiba-tiba mas Hady minta dibuatkan bekal. Padahal dari awal kita menikah, ia belum pernah meminta padaku untuk dibuatkan bekal.

"Jam berapa kelasnya?" tanya mas Hady ketika aku tengah menyiapkan bekal untuknya.

"Jam 7.30 mas"

"30 menit lagi? Lo ngga gugup?" tanyanya setelah melihat jam di dinding.

"Engga mas, nanti kalau mas udah berangkat saya baru berangkat"

"Ngga bareng aja?"

Kan, aku merasa mas Hady mendadak aneh hari ini.

"Engga usah, nanti mas telat" jawabku sambil menyerahkan paper bag berisi kotak bekal.

"Oh, oke. Nanti gue pulang telat"

"Iya, saya juga mas. Mau beli bahan tugas dulu"

Mas Hady mengangguk. Tangan kanannya terulur ke depan.

"Lo gamau salim sama suami?"

"Eh?"

Mendadak aku canggung dan bingung, mas Hady benar-benar aneh. Ada apa sebenarnya?

"Gamau?" tanyanya sekali lagi.

Tanpa menjawab, aku langsung mencium punggung tangannya untuk kedua kalinya. Pertama kali tentu saja ketika selesai akad.

"Hati-hati, mas"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumssalam"

Selepas mas Hady berangkat, aku bergegas mengambil tas kuliahku dan menuju kelas pagi ini.

...

"Yol, lo jadi beli bahan buat tugas bu Mira?" tanya Ayu.

"Jadi" jawabku sambil menata buku, karena kelas terakhir baru saja usai.

Setelah membereskan buku, kami bertiga bergegas menuju mall dengan mobil milik Citra.

Tapi, bukannya mencari bahan tugas, Citra dan Ayu malah mengajakku untuk makan terlebih dahulu.

Padahal, uangku hampir habis.

Rasanya aku sangat boros akhir-akhir ini. Kalau dipikir-pikir nggak aneh sih, masalahnya biaya rumah mas Hady dibebankan padaku.

Contohnya?

Bayar listrik, telfon rumah, wi-fi, ah, saking banyaknya rasanya aku tidak bisa menyebutkannya satu-satu.

Belum lagi orderan olshop lagi sepi.

"Lo yakin minum doang, Yol?" tanya Citra dengan heran.

Aku mengangguk.

Ketika makanan datang, gantian aku yang merasa heran. Masalahnya, makanan yang tersaji lebih dari yang kita pesan.

"Mba? Ini ngga salah meja?" tanyaku pada pelayan.

Pelayan itu tersenyum dan menggeleng.

"Engga, mba" kemudian ia berlalu.

"Lo yang pesen, Cit? Atau lo, Yu?" tanyaku pada Citra dan Ayu

Mereka berdua kompak menggeleng. Aku tahu mereka tidak berbohong, masalahnya raut wajah mereka pun sama-sama bingung.

Ting...

Sebuah pesan menghiasi layar ponselku di meja. Semenjak kejadian kemarin, aku akhirnya memilih untuk membunyikan ponsel tiap ada pesan atau telfon, kecuali saat ada kelas.

My Husband My Heaven ✖ DKS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang