27

1.4K 96 19
                                    

Hati-hati banyak typo :)

...

Sudah dua hari mas Hady keluar kota. Dan selama dua hari itulah ibuku menemaniku.

Tadinya, aku berniat untuk menginap saja di rumah mertuaku. Tapi, entah karena perasaan seorang ibu yang begitu kuat kepada anaknya atau bagaimana aku juga tidak tahu.

Karena tepat sehari sebelum keberangkatan suamiku, ibu menelpon dan berkata bahwa ia ingin menginap di rumahku. Rindu katanya.

Dengan perasaan bahagia, tentu saja aku memerbolehkannya!

Dan kemarin, ibu mas Hady juga mengunjungiku, meskipun tidak ikut menginap.

Bersyukurnya lagi, hari ini Ayu, Citra dan mbak Zana yang tengah hamil tua, sedang berkumpul di rumahku.

Aku curiga, jangan-jangan mas Hady yang menyuruh mereka main ke rumah supaya aku tidak kesepian!

"Woi! Jangan ngalamun mulu! Kesambet tahu rasa, lo!" ucap Citra mengejutkanku.

Aku hanya berdecak dan menatapnya sinis.

"Dih, dibilangin juga!" lanjutnya sambil memakan keripik kentang kemasan.

"Eh, temenin gue beli nasi goreng, yuk! Laper, nih!" pinta Ayu sambil memegangi perutnya yang masih rata.

"Hah? Laper lagi, lo? Sejam yang lalu kita baru aja makan, Yu!" kata mbak Zana.

Mbak Zana memang sudah sedekat itu dengan kita sekarang, jadi jangan bertanya kenapa tiba-tiba dia juga menggunakan 'lo-gue' ketika ngobrol bersama kami.

"Hah! Pusing gue ngurusin tiga bumil!" keluh Citra diiringi gelengan kepala.

"Makanya, nikah!" ucap kami bertiga kompak.

"Lah? Apa hubungannya?"

"Ya kalau lo nikah kan ntar hamil, jadi lo ngga akan jadi jomblo yang ngurusin tiga bumil!" kata Ayu.

"Emang lo mau hamil dulu baru nikah?!"

"Dih, amit-amit Ya Allah!"

"Ribut mulu lo pada! Ayo temenin gue beli nasi goreng!" teriak Ayu kesal.

"Eh...ini kenapa pada teriak-teriak gini? Ngga baik perempuan teriak-teriak!" ucap ibu lembut.

Lalu beliau menaruh beberapa camilan lagi di hadapan kami.

"Eh, iya te maaf, hehe" kata mereka bertiga serempak.

"Nak Ayu mau nasi goreng, kan? Gimana kalau kita masak aja?" ajak ibu.

"Mau, bu!" jawab Ayu semangat.

"Ayo kita ke dapur sekarang!"

Dengan semangat, Ayu berjalan menuju dapur mendahului kami.

Jangan tanya seperti apa kondisi dapur akhirnya, sudah pasti berantakan dan sangat ramai.

...

"Kamu kenapa, nduk?" tanya ibu mengejutkanku.

Selepas kepulangan Ayu, Citra dan mbak Zana, aku memilih untuk menonton televisi.

Mungkin karena faktor merindukan mas Hady, aku menjadi melamun dan tidak fokus.

"Ibu ngagetin aja, Yola ngga apa-apa kok, bu" jawabku tersenyum.

"Masa? Tapi kok pandangan kamu kosong gitu" ujar ibu.

Ia lalu mengambil posisi untuk duduk di sebelahku.

"Kangen Hady, ya?" lanjutnya.

Aku hanya mengangguk pelan.

My Husband My Heaven ✖ DKS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang